Dibutuhkan Lebih Banyak Tenaga Konseling Bagi Balita

Dibutuhkan Lebih Banyak Tenaga Konseling Bagi Balita
Dibutuhkan Lebih Banyak Tenaga Konseling Bagi Balita
JAKARTA - Minimnya jumlah tenaga konseling (bimbingan psikologis) di Indonesia telah berpengaruh pada  tumbuh kembang anak usia balita. Sementara selama ini, anak Indonesia sebagian besar hanya menjalani pemeriksaan di Puskesmas.

Dr.Yosellina dari Tim Kesehatan World Vision Indonesia (WVI), mengatakan bahwa anak yang menjalani konseling memiliki riwayat kesehatan dan tumbuh-kembang yang lebih baik dibanding anak yang hanya diperiksa di Puskesmas. "Jadi untuk membuat tumbuh kembang anak itu lebih baik, tak cukup pemeriksaan Puskesmas yang rutin, tapi juga butuh konseling," kata dr Yosellina di Jakarta, Jumat (9/11).

Berdasar hasil survei Kementerian Kesehatan tahun 2007 diketahui, rasio angka kematian bayi masih tinggi, yakni 34 per 1000 kelahiran. Sedangkan angka kematian ibu mencapai 228 per 100 ribu kelahiran hidup.

Pada 2015 nanti, ditargetkan angka kematian bayi ditekan menjadi 24 per 1000 kelahiran. Sementara angkan kematian ibu ditargetkan turun menjadi 102 per 100 ribu kelahiran.

JAKARTA - Minimnya jumlah tenaga konseling (bimbingan psikologis) di Indonesia telah berpengaruh pada  tumbuh kembang anak usia balita. Sementara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News