Dibutuhkan Orang Bertangan Besi

Dibutuhkan Orang Bertangan Besi
Prof Yohanes Surya PhD. Foto: Mesya Mohammad/JPNN.com

Berapa sebenarnya dana riset yang harusnya dialokasikan pemerintah?

Kalau ingin Indonesia menjadi negara yang berdaulat dari sisi ketahanan energi dan pangan, pemerintah mestinya mengalokasikan dua sampai tiga persen dari dana APBN‎ untuk riset.  Satu lagi, dana riset ini harus dibagi merata ke seluruh perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang betul-betul fokus pada riset. Selama ini, ada sikap pilih kasih pemerintah kepada Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Sefokus apapun PTS itu dalam m‎embangun Indonesia dengan riset-risetnya tidak diberikan suntikan dana sepeser pun. PTS mencari dana sponsor sendiri, seperti halnya Universitas Surya yang mengembangkan risetnya dengan menggandeng sponsor, baik dari pemda, TNI AL maupun swasta.

Saat ini Universitas Surya berhasil menemukan spirulina, sejenis algae yang berprotein tinggi dan bisa dicampurkan dalam produk mie instan. Indofood sudah‎ menyatakan ketertarikannya dan akan memproduksinya. Sebab selama ini mie instan tidak mengandung protein. Kami juga melakukan riset untuk bahan bakar yang ramah lingkungan.

Prof yakin dengan riset Indonesia bisa maju dan lepas dari ketegantungan impor?

Saya sangat yakin, karena riset itu penting. Hanya saja untuk mencapai itu, butuh orang yang bertangan besi seperti yang terjadi di Thailand di mana sang putrilah yang memaksa harus riset. Tanpa orang bertangan besi, cita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri, berdaulat untuk pangan dan energinya  hanya sebatas mimpi saja.

Bagaimana dengan program Indonesia Pintar?

Ini program yang sangat bagus, tapi kalau hanya sebatas slogan, apa gunanya? Untuk menjadikan Indonesi‎a Pintar, pendidikan harus merata. Sementara yang terjadi sekarang, hanya anak-anak mampu dan tinggal di kota yang bisa mengenyam pendidikan tinggi. Anak-anak pedalaman, nelayan, gunung, terpencil, terisolir hanya bisa gigit jari. Bagaimana mereka bisa mengenyam bangku sekolah, uang untuk makan saja pas-pasan. Untuk itulah, pemerintah pusat harus mendorong pemda menyekolahkan anak-anak tersebut. Saya yakin, anak-anak pedalaman ini memiliki talenta luar biasa.

Kami sudah membuktikannya dengan menggandeng pemda. Kami didik anak-anak daaerah, pemda yang biayai, hasilnya anak-anak ini berprestasi.

DARI segi alokasi anggaran, pendidikan di Indonesia sudah lumayan bagus lantaran mendapat jatah 20 persen dari total APBN. Namun, kondisi pendidikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News