Dikotomi Militer-Sipil Sebaiknya jadi Mitos

Dikotomi Militer-Sipil Sebaiknya jadi Mitos
Dikotomi Militer-Sipil Sebaiknya jadi Mitos
JAKARTA - Soal dikotomi militer-sipil hendaknya jangan dipersoalkan lagi. Dikotomi tersebut jauh akan lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara ini, jika konsep militer-sipil itu dijadikan sebuah mitos saja. Hal itu antara lain disampaikan oleh juru bicara (jubir) pasangan JK-Win, Dr Yuddy Chrisnandy, dalam diskusi bertema "Manajemen pemerintahan sipil-militer vs militer-sipil", di press room DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (2/6).

"Masalah dikotomi militer-sipil itu sudah selesai sejak lahirnya UU 34/2004. Sayangnya, dalam atmosfer politik masyarakat Indonesia itu, figur militer dianggap sebagai mitos sosok pemersatu. Padahal saat ini banyak sekali pilihan-pilihan figur pemersatu bangsa di pilpres. Contohnya pasangan nusantara Jusuf Kalla-Wiranto (JK-Win)," katanya.

Diskusi itu sendiri turut pula dihadiri oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR Syarif Hasan, Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) Tjahjo Kumolo, pengamat politik Dr Fachri Ali, serta peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Ikrar Nusa Bhakti.

Menurut Yuddy pula, isu pemimpin militer hanyalah sebuah manuver politik dalam rangka menarik simpati tentang ketokohan atau figur-figur. "Seluruh pasangan ada militernya. Ini kebetulan. JK-Win tidak berdasarkan pada aspek tentara (dalam) memilih Pak Wiranto, tetapi pada aspek visi dan misi yang sama, chemistry keduanya. Dan kebetulan pilihannya jatuh kepada Pak Wiranto," jelasnya.

JAKARTA - Soal dikotomi militer-sipil hendaknya jangan dipersoalkan lagi. Dikotomi tersebut jauh akan lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara ini,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News