Dinas ESDM Banten: Ada 100 Tambang Liar di Gunung Halimun Salak

Dinas ESDM Banten: Ada 100 Tambang Liar di Gunung Halimun Salak
Banjir dan longsor yang melanda Lebak pada 1 Januari lalu salah satunya disinyalir disebabkan aktivitas tambang emas ilegal di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Foto: Banten Raya

Banjir bandang dan longsor juga, kata dia, bisa terjadi dikarenakan kemarau panjang yang melandang Banten. Fenomena itu mengakibatkan pori-pori tanah menjadi kosong dan menjadi rentan ketika hujan besar turun. Akan tetapi dia juga tak membantah, penggundulan juga bisa terjadi karena gurandil ingin membuka lahan untuk menambang.

“Ini (banjir bandang-red) apakah dari gurandil? Penebangan pohon? Itu yang harus dilihat lagi. Gurandil sudah dari bertahun-tahun lalu, tapi baru sekarang ininya (banjir dan longsor-red) juga. Coba lihat kalau malam, truk lewat enggak tahu dari mana kayunya, apakah itu? Kalau sekarang ya sudah akumulasilah, dari semua kegiatan itu jadinya ini,” tuturnya.

Eko menegaskan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah terkait maraknya tambang emas ilegal. Upaya persuasif sudah penah dilakukan.  Saat itu pemerintah memiliki program bernama penanganan penambangan yang ramah lingkungan.

“Dia tidak menggunakan merkuri, dia menggunakan alat sederhana. Akan tetapi setelah dipindahin ke situ enggak efektif, orang-orangnya balik lagi. Kalau menurut dia yang menghasilkan ada di tempat lain bagaimana? masa iya mau gali terus di situ,” ujarnya.

Saat upaya persuasif gagal, pemerintah juga sempat mencoba upaya lebih tegas dengan menutup secara paksa. Saat itu, sudah ditindaklanjuti oleh Polda Banten, bekerja sama dengan TNGHS dan pemerintah daerah. Kembali lagi, upaya tersebut menemui jalan buntu.

“Ini pengalaman pribadi tahun 2003. Kita mau lakukan operasi, waktu itu Lebak, itu masih ada Dinas Pertambangannya. Kita membawa polisi, bawa tentara, bawa Satpol PP. Begitu datang ke sana ada ribuan orang, mengadang bawa golok, ada yang mau bakar mobil. Terus bagaimana coba? ditembakin jadi masalah, HAM urusannya, terus mau diapakan coba,” paparnya.  

Kepala DLHK Provinsi Banten M Husni Hasan membenarkan, jika aktivitas penambangan liar yang disinyalir menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir dan longsor di Kabupaten Lebak. Menurutnya, selain penambangan emas, hal serupa juga terjadi di aliran sungai dengan mengeruk pasirnya.

“(Penambangan ilegal) salah satunya, diduga. Dampaknya itu masih lebih kepada penggalian ilegal, gali sungai kan jadi sendimentasi, pendangkalan. Selanjutnya itu kemudian jadi air yang masuk ke ruang sungai dan akhirnya terhambat lalu jebol. Jebol itu yang membuat banjir bandangnya,” ungkapnya.  

Aktivitas tambang emas ilegal di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak disinyalir menjadi penyebab terjadinya banjir bandang yang melanda Lebak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News