Dinas Intelijen Australia Setop Gunakan Istilah Ekstremisme Islam

Dinas Intelijen Australia Setop Gunakan Istilah Ekstremisme Islam
ASIO tidak akan lagi menyebut seseorang sebagai pelaku atau memiliki pandangan ekstrimis Islam.

"Yang terjadi misalnya mereka termotivasi karena kekhawatiran hilangnya kelompok tertentu, sementara yang lain termotivasi oleh masalah sosial atau ekonomi."

Oleh karena itu Burgees menyatakan ASIO harus mengubah bahasa dalam menggambarkan kelompok teroris seperti yang sebelumnya kerap dilakukan.

Dinas Intelijen Australia Setop Gunakan Istilah Ekstremisme Islam
ASIO mengatakan penyelidikan mengenai kelompok dengan ideologi ekstrim meningkat 30-40 persen selama beberapa tahun terakhir. Foto: AAP/James Ross

Mike Burgess juga mengakui bahwa rasa percaya terhadap sistem demokrasi menurun di seluruh dunia. Menurut dia, sekarang ini penyelidikan ASIO terhadap kelompok yang memiliki ideologi ekstrem meningkat 30-40 persen dalam beberapa tahun terakhir.

"Ini menggambarkan kecenderungan internasional yang terus tumbuh," katanya.

"Orang sering berpikir bahwa yang kami maksudkan adalah kelompok seperti skinhead dengan tato swastika, tetapi sebenarnya banyak yang tidak seperti itu."

"Ideologi ekstrem sekarang ini lebih termotivasi oleh masalah sosial atau ekonomi dan bukanlah masalah antarbangsa."

Burgess menjelaskan rata-rata usia mereka yang diteliti adalah 25 tahun. Sebagian besar di antara mereka adalah pria.

Dua pria ditahan karena merencanakan teror di Melbourne

Dua pria yang ditahan di Melbourne hari Rabu (17/3/2021) dalam operasi kontra terorisme akan diajukan ke pengadilan hari ini.

Dinas Intelijen Dalam Negeri Australia (ASIO) mulai sekarang tidak akan lagi menggunakan istilah ekstremis Islam

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News