Dinkes Akui Penanganan DBD Lambat

Dinkes Akui Penanganan DBD Lambat
Dinkes Akui Penanganan DBD Lambat
“Bagaimana penanganan bisa berlangsung maksimal jika tidak diikuti dengan peran serta masyarakat terutama dalam membersihkan lingkungan dari wadah-wadah yang sering digenangi air dan menjadi tempat tumbuhnya jentik dan larva nyamuk. Karena perlu diingat, fogging hanya untuk memberantas nyamuk demam berdarah dewasa saja, dan tidak bisa memberantas jentik dan larva,” kata Yuendri.

Yuendri menegaskan, tempat dan lingkungan yang bersih belum tentu bebas dari jentik dan larva nyamuk demam berdarah. Karena tempat perkembangan jentik nyamuk mematikan itu bisa pada air yang tergenang di pot-pot bunga, ban bekas, botol bekas, dan benda-benda yang bisa menampung air. Nyamuk demam berdarah biasanya hanya terbang pada pagi sekitar pukul 08.00 dan sore hari sebelum petang.

“Saat ini program fogging massal kita hentikan dulu paling tidak rentang waktunya satu bulan. Karena program ini tidak bisa dijadikan andalan untuk memberantas nyamuk, tetapi harus peran aktif masyarakat yang dominan. Karena walau pun terus disemprot itu tidak akan bisa untuk membasmi jentik,” tandasnya. (rm-45/fuz/jpnn)

SAMPIT – Kepala Dinkes Kota Waringin Timur (Kotim), Yuendri Irawanto mengakui penagangan penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terlambat.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News