Dipandu Asing, Kapal di Selat Malaka Kerap Nyasar

Dipandu Asing, Kapal di Selat Malaka Kerap Nyasar
Dipandu Asing, Kapal di Selat Malaka Kerap Nyasar
Hingga saat ini sudah 25 orang diikutkan dalam pendidikan pandu khusus (deep sea pilot) sejak tahun 2008 silam dan sebagian dari mereka dikirmkan ke Pranvis untuk pendidikan lanjutan yang nantinya memandu kapal di selat Malaka dan Singapura.

Beberapa anggota pandu yang diikutkan dalam uji coba itu mengaku kecewa dengan keberadaan pemanduan yang dilakukan oleh pandu asing dan swasta yang tidak diketahui keberadaannya karena sering terjadi kecelakaan kapal di lintas yang bisa berakibat pada kerusakan dan pencemaran di laut Indonesia. Para pandu ini berharap, dengan dilakukannya uji coba tersebut pemanduan di jalur pelayaran internasional tersibuk kedua di dunia itu dilakukan oleh pandu asal Indonesia.

Keterangan Harry dibenarkan beberap nahkoda kapal tanker termasuk VLCC asing yang ditemui JPNN. Mereka mengungkapkan kekuatirannya atas keselamatan pelayaran di selat tersebut karena tidak maksimalnya pemanduan yang dilakukan. "Kami pernah terapung selama dua jam karena banyak kapal yang tidak dipandu untuk keluar atau masuk lintasan," ujar Di Vio Gaspera, nahkoda MT Sahba berbendera Bahama di Selat Malaka.

Dia bercerita, hampir setiap pekannya terlihat adanya kecelakaan kapal akibat semrawutnya lalulintas pelayaran di selat tersibuk kedua di dunia itu. Hal yang sama disampaikan oleh Budi Santoso, kapten kapal MT Camara Mas. Ia mengaku sering melihat terjadinya kecelakaan beberapa kapal tanker yang mengangkut minyak yang bisa berakibat pada terjadinya pencemaran di laut akibat tidak dipandu oleh pemandu kapal (pilot). (d/sam/JPNN)

BATAM -- Selat Malaka dengan panjang alur kurang lebih 900 kilometer, termasuk salah satu jalur pelayaran internasional yang rawan kecelakaan laut.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News