Dipo Alam: Habib Rizieq Saja Bisa Sabar, Cuma Sampai Kapan?
jpnn.com, JAKARTA - Mantan sekretaris kabinet di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dipo Alam, mengkritisi iklim demokrasi di Indonesia saat ini yang dinilainya mulai tersumbat.
Hak-hak masyarakat untuk berpendapat dibenturkan dengan pasal-pasal karet di UU Informasi dan Transaksi Elektronik.
Parahnya, setiap kritikan pasti disandingkan dengan pasal penghinaan kepada presiden.
Dia membandingkan sistem demokrasi di era pemerintahan Soeharto, BJ Habibie, SBY, dan Jokowi.
Soeharto yang dikenal sangat otoriter sekali pun masih menghargai mahasiswa sebagai kalangan intelektual dan calon teknokrat masa depan.
"Saya dan Rizal Ramli beberapa kali ditahan karena mengkritisi kebijakan Soeharto. Namun, Pak Harto tetap memberikan kebebasan bagi kami untuk sekolah tinggi," kata Dipo dalam kanal Hersubeno Point di YouTube.
Lepas Soeharto, Presiden BJ Habibie melakukan kebijakan luar biasa yang akhirnya bisa memperbaiki ekonomi dalam waktu cepat. Regulasi yang menyumbat demokrasi dicabut oleh BJ Habibie.
Di era SBY, demokrasi berjalan baik. Siapa saja bisa mengkritisi pemerintah.
Mantan Seskab Dipo Alam membandingkan domokrasi di era pemerintahan Soeharto, BJ Habibie, SBY, Jokowi, juga menyinggung sikap Habib Rizieq.
- Pengamat Nilai PDI Perjuangan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Jokowi dan Gibran Lagi Cari Rumah, Mau Merapat ke Golkar? yang Benar Saja
- Mendagri Tito Maklumi Gibran Tak Hadiri Acara Penting Ini
- Malam-malam, Prabowo-Gibran Temui Jokowi di Istana
- Tip Bisnis dari Sri Agustin, Nasabah PNM Mekaar yang Dipuji Jokowi
- Airlangga Hartarto: Bagi Kami, Pak Jokowi dan Mas Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar