Dipoles Cara Bertutur dan Berjalan

Dipoles Cara Bertutur dan Berjalan
Sebagian finalis unjuk kebolehan diatas catwalk. Agus Srimudin/JPNN

jpnn.com -    JAKARTA - Masa karantina selama 11 hari, 5-15 Agustus 2008, di Hotel Nikko Jakarta Pusat, benar-benar harus dimanfaatkan oleh 38 finalis Puteri Indonesia 2008. Dari pukul 04.00 Wib hingga 24.00 Wib setiap hari, mereka tidak hanya dijejali tentang sejarah, budaya, pemerintahan, serta adat istiadat, tetapi cara bertutur dan melenggok pun juga dipoles.  

    Para pemilik paras cantik nan ayu itu juga dinilai dari fashion dan make-up. Tak satu pun atribut dan pakaian yang membalut tubuh finalis yang diutus dari seluruh Indonesia, plus 6 utusan dari DKI Jakarta tersebut lepas dari sorot mata para juri.

    Perhatian tertuju dari ujung kaki hingga ujung rambut. Mulai dari pakaian, sepatu, baju, celana, syal, atribut pakaian, atribut kepala, anting-anting, kalung, gelang kaki, gelang tangan, alis, bibir, lipstik, make up muka, hingga cara berucap dan berjalan.

    ”Setiap hari kami ganti pakaian. Seperti saya saja bawa empat koper. Satu koper khusus sepatu dan sandal. Satu koper lagi khusus casual, satu koper khusus pakaian adat, dan satu koper lagi berisi cenderamata untuk ditukar ke seluruh finalis,” terang Sylvia, finalis Puteri Indonesia dari Sumatera Selatan.

     Bukan hanya itu, kata dia, setiap hari mereka juga dibekali dengan beragam materi. ”Banyak pemateri yang memberi arahan kepada kami, misalnya ada ibuk Muetia Hatta (Menteri Pemberdayaan Perempuan), Dirjenkom, Departemen Kesehatan, Departemen Pariwisata dan Kebudayaan. Pokoknya, semuanya diajari, termasuk bahasa tubuh loh,” cerita peraih The Best Manager Pizza Hut Asia Pasific in Bangkok–Thailand 2005, The Best FOH Pizza Hut Indonesia 2004, serta The Best FOH Pizza Hut Regional Sumatera dan Jakarta 2004 tersebut.

     Hal senada disampaikan Puteri Indonesia dari Bali, Ayu Diandra Sari. Mahasiswi Fakultas Kedokteran, semester IV, Universitas Udayana Bali itu mengaku banyak belajar mendalami cara melenggok di atas catwalk. Ketika menampilkan tarian Bali, dengan lincah jemari Dea--begitu cewek 19 tahun kelahiran Denpasar--, itu meliuk-liuk.

     ”Tariannya memang seperti itu, tapi disini lebih diperdalam lagi,” ujar peraih Juara III Lomba Photogenic Istana Kuta Gallery Shopping Festival 2007, Juara II Photogenic Model of The Year Competition 2007, dan Juara II Photogenic Model of The Year Competition 2007 tersebut.

    Dewynda Restu Amelya S atau lebih akrab dipanggil Winda, finalis Puteri Indonesia asal Jambi tak mau ketinggalan menujukkan kepiawaiannya dalam melanggak lenggok. Mahasiswi FKIP Bahasa Inggris, Universitas Batanghari Jambi tersebut memang modelling di Jambi. Selain mendapat pendalaman materi dalam 'memamerkan' cara berjalan diatas panggung, cewek 22 tahun itu memang sudah menggudangkan seabrek prestasi. Misalnya, Juara 1 Miss Sophie Martin Jambi  2004, The Best Catwalk Cantique Campus Jakarta 2007, dan Juara 1 Model Indonesia Jambi 2004.

   JAKARTA - Masa karantina selama 11 hari, 5-15 Agustus 2008, di Hotel Nikko Jakarta Pusat, benar-benar harus dimanfaatkan oleh 38 finalis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News