Direktur CISS: Ilmu Intelijen Sangat Penting untuk Mahasiswa
"Dalam waktu dekat kita akan menghadapi Pemilu 2019. Mahasiswa perlu menjadi pionir dalam menciptakan suasana aman dan damai. Tangkal gerakan radikalisme, tangkal hoaks, tangkal politik SARA, dan ciptakan suasana sejuk," terang Simon.
Sementara itu, Ketua Panitia Robith Haris Sauqi mengatakan, satu landasan pemikiran digelarnya Kolokium Radikalisme & Pelatihan Kader Lanjut (PKD) juga berangkat dari sejumlah peristiwa mutakhir di Indonesia.
Salah satunya adalah bom bunuh diri di Surabaya beberapa wakyu lalu. Targetnya adalah gereja dan aparat kepolisian.
Setelah ditelusuri, salah satu pelaku bom bunuh diri merupakan keluarga dari Kabupaten Banyuwangi.
"Bom di Surabaya meyedihkan sekaligus tamparan keras bagi masyarakat Banyuwangi, khususnya bagi para aktivis pergerakan PMII Cabang Banyuwagi. Itulah mengapa isu radikalisme menjadi salah satu perhatian kami dalam kegiatan ini," kata Robith. (jos/jpnn)
Ngasiman Djoyonegoro mengatakan, ilmu intelijen sangat penting bagi mahasiswa untuk mendeteksi gerakan radikalisme.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Mudik Lebaran 2024 Sukses Berkat Sinergitas Polri dengan Stakeholder Sangat Baik
- Kepala BNPT Imbau Semua Jajaran Tetap Waspada dan Jaga Kondusivitas Jelang Lebaran
- Berantas Terorisme, BNPT Minta Masyarakat Menyaring Konten Radikalisme di Dunia Maya
- Tingkatkan Resiliensi PMI Hong Kong, BNPT RI Ajak Perkuat Nilai Kebangsaan dan Persatuan
- Deteksi Dini Penyebaran Radikalisme, BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siap Siaga
- HTI Ternyata Belum Tumbang, Ini Pengakuan Mantan Anggotanya