Dirjen Dukcapil Ungkap Kondisi 273 Juta Data Kependudukan

Dirjen Dukcapil Ungkap Kondisi 273 Juta Data Kependudukan
Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh bicara soal kemanan data kependudukan. Ilustrasi Foto: Humas Kemendagri

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh menanggapi kabar potensi hilangnya 200 juta data kependudukan.

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Luqman Hakim sebelumnya menyebut hampir 200 juta data kependudukan terancam hilang akibat perangkat keras berupa ratusan server yang dikelola data center Dukcapil dinilai sudah berusia terlalu tua.

Zudan menjelaskan pelayanan administrasi kependudukan (adminduk) menggunakan fasilitas Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Terpusat.

Database yang dihasilkan SIAK Terpusat dikelola oleh Ditjen Dukcapil dan dimanfaatkan oleh 4.962 lembaga pengguna yang bekerja sama dengan Ditjen Dukcapil.

"Semua ini memerlukan dukungan perangkat keras yang terdiri dari server, storage, dan perangkat pendukung yang memadai," kata Zudan dalam keterangannya pada Kamis (14/4).

Dia membenarkan informasi usia perangkat keras yang sudah melebihi 10 tahun dan masa garansinya telah habis.

Menurut dia, spare part perangkat tersebut juga sudah tidak diproduksi lagi sehingga server perlu diremajakan agar pelayanan publik lebih baik.

Peremajaan juga diperlukan untuk menjaga Pemilu dan Pilkada 2024 bisa berjalan baik dari sisi penyediaan daftar pemilih.

Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh ungkap kondisi 273 juta data kependudukan yang disebut potensi hilang. Begini penjelasannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News