Disarankan Tak Tunggu Harga Minyak Dunia Melambung
Sabtu, 21 April 2012 – 22:21 WIB
JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dinilai bukan semata reaksi atas harga minyak dunia yang melambung tinggi. Namun, juga dipicu masalah penyaluran BBM subsidi yang ada saat ini tidak tepat sasaran. "Saya kasian sama pemerintah kalau bicara wacana pembatasan itu sudah dari tahun 2008 saat harga minyak dunia menyentuh USD 130 per barrel," terangnya.
"Saya rasa hal ini (kenaikan harga BBM) jangan didriver karena faktor harga minyak, tapi harus dikarenakan konsumsinya yang tidak tepat sasaran,"ujar Pengamat Ekonomi The Indonesia Economic Inteligence Sunarsip dalam diskusi Polemik "BBM Bikin Galau" di Jakarta, Sabtu (21/4).
Baca Juga:
Menurutnya, saat ini sebanyak 53 persen dari konsumsi BBM subsidi dinikmati oleh orang kaya dan 19 persennya berada di daerah Jabodetabek. Maka kenaikan harga BBM perlu dilakukan tanpa menunggu harga minyak dunia melambung tinggi. Jika kenaikan harga BBM sebatas wacana, maka akan terus-terusan menjadi konsumsi politik.
Baca Juga:
JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dinilai bukan semata reaksi atas harga minyak dunia yang melambung tinggi. Namun, juga
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Magelang Bergerak Aktif Ajak Masyarakat Gempur Rokok Ilegal
- Triwulan I 2024, Bank Jatim Cetak Kinerja Moncer
- Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Beri Atensi Perkembangan Harga Sejumlah Komoditas
- Mendagri Tito Ingatkan Pemda Jangan Terlena Meski Inflasi Nasional Terkendali
- Pra-Penjualan LPKR Mencapai Rp 1,5 Triliun di Kuartal I/2024
- Buka Peluang Pasar untuk UMKM di Luar Negeri, Bea Cukai Gelar Business Matching