Diskusi Panas Bumi Seri 2: Ansor Jatim Siap Dorong Reindustrialisasi
“Kalau supply-nya terlalu besar akan membebani masyarakat, kalau pun masyarakat tidak menanggung, pasti negara yang akan menanggung beban tersebut,“ ungkap Syamsul Huda.
Dia mengatakan, pandemi ini semakin mempercepat kondisi over supply.
"Sebelum pandemi, rata-rata konsumsi listrik tahunan kita 1.084 kWh, saat pandemi turun drastis jadi 901 kWh," paparnya.
Dia memaparkan langkah-langkah PLN untuk mengatasi kondisi tersebut dengan meninjau ulang urgensi semua proyek ketenagalistrikan, baik pembangkit maupun transmisi.
"Kita lakukan negoisasi agar commercial of date (COD) dapat ditunda," ungkap alumnus ITS Surabaya ini.
Sehubungan dengan pembangkit listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT), termasuk panas bumi, ia menyampaikan step by step target capaian 18,5 GW pada 2025.
"Dengan syarat pelanggannya ada. Kalau tidak ada, buat apa," imbuhnya.
Menanggapi diskusi yang berkembang, H.M. Syafiq Syauqi Lc, Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, menyampaikan keseriusannya untuk mendorong reindustrialisasi.
Diskusi virtual bertajuk Ngaji Panas Bumi seri 2 menyoroti dampak liberalisasi sebagai implikasi amendemen pasal 33 UUD 1945
- Utang Indonesia Turun di Awal 2024, Ini Penyebabnya
- Gus Addin Galang Diaspora Ansor yang Tersebar di 20 Negara
- PLN Indonesia Power Terima Penghargaan CSR & PDB Award 2024 dari Wapres
- Ini Peran dan Kontribusi Bea Cukai Terhadap Penerimaan Negara & Pengawasan Perdagangan
- Megajaya.co.id Kembali Buka Gerai di Blustru, Berkonsep Inovatif
- Menuju NZE, PT Sasa Gandeng Suryanesia untuk Pemakaian Instalasi PLTS Atap