Ditawari Banyak Fasilitas Australia, Bertekad sampai Mati Tetap Warga Indonesia
Sabtu, 29 Juni 2013 – 06:09 WIB
Meski demikian, Nuim membebaskan seluruh keluarganya untuk mengikuti prinsipnya atau memilih menjadi warga negara Australia. "Soal-soal pribadi seperti itu, saya serahkan saja ke mereka," katanya.
Tidak hanya bersiaran, pada Februari 2009, Nuim menerbitkan buku berjudul Dunia di Mata Nuim Khaiyath. Dalam buku pertamanya itu, Nuim membahas aneka topik, mulai Obama, Israel, dan Amerika. Dia juga masih aktif menulis di rubrik Opini Nuim pada penerbitan OZ Indo Post Magazine.
"Saya ini paling sulit mendokumentasikan apa saja yang saya siarkan. Dengan buku, tentu lebih tertata dan bisa abadi," katanya.
Dengan empat anak dan beberapa cucu, Nuim kini mengaku lebih banyak menikmati hidup dengan berenang, berwisata ke Indonesia, dan mengunjungi kolega serta teman lama. Dia betul-betul menerapkan prinsip hidup yang sering dibagikan pada akhir siaran: "Sukailah apa yang Anda kerjakan, jangan hanya mengerjakan apa yang Anda sukai!" (*)
Baik buruk hubungan dua negara tidak hanya ditentukan para politikus. Penyiar seperti Nuim Khaiyath justru mendapat tempat penting dalam hubungan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor