Ditulis Markas Tentara Tiongkok, Ternyata...

Ditulis Markas Tentara Tiongkok, Ternyata...
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (keempat kanan) bersama Masyarakat Anti Fitnah Indonesia mendeklarasikan Gerakan Anti Hoax di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, Minggu (8/1/2016). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

”Tantangan yang kita hadapi sekarang bagaimana membendung berita hoax yang tersebar di WhatsApp (WA),” katanya.

Jumlah grup WA di Indonesia sangat banyak. Satu berita hoax bisa dengan cepat menyebar dari satu grup WA ke grup lainnya.

Langkah pemerintah memblokir website penyebar berita hoax sudah tepat. Tetapi harus dibarengi upaya transparansi.

Sehingga tidak menimbulkan kesan pemerintah justru membungkam atau mengekang hak demokrasi masyarakat.

Bahaya dari arus hoax yang terus menerpa media sosial dan grup-grup aplikasi messenger juga dirasakan putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Anita Hayatunnufus.

Perempuan yang akrab disapa Anita Wahid itu akhirnya tergerak masuk ke lingkaran MAFI, bahkan menjadi duta anti-hoax.

Anita punya pengalaman dengan kabar bohong. ”Teman saya bertengkar dengan rekan sekantor hanya karena mereka memilih calon presiden berbeda. Mereka beradu argumen dengan dasar artikel hoax,” ungkapnya.

Anita pun mengingatkan publik agar berhati-hati membagikan artikel. Masyarakat harus sadar dampak yang bakal ditimbulkan jika informasi palsu tersebut menyebar luas.

Sudah sering terjadi masyarakat menjadi korban beredarnya berita hoax alias bohong. Kini, ada pihak yang peduli dan mengobarkan perang melawan berita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News