Djokovic Merasa Tidak Berdaya saat Ditahan di Australia

Djokovic Merasa Tidak Berdaya saat Ditahan di Australia
Australia Plus

Petenis Serbia ini tidak bisa bertanding setelah kemudian Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke menggunakan haknya untuk mendeportasi petenis nomor satu dunia tersebut.

"Visanya dibatalkan, kemudian ditangguhkan, lalu dicabut lagi, lalu ditangguhkan lagi, jadi saya hanya bebas selama empat hari dan saya bisa latihan, tapi itu jelas bukan latihan biasa," kata Djokovic.

"Hari-hari yang biasanya normal sebelum kompetisi grand slam berubah menjadi hari-hari dengan helikopter terbang di atas Rod Laver Arena setiap saya berlatih. Kamera ada di mana-mana."

Petenis berusia 34 tahun itu juga mengatakan dia merasa 'terluka' dengan cara para pemain tenis dan staf lain memandangnya selama proses berlangsung.

Djokovic — yang kemarin mengungkapkan dia tidak divaksinasi dan akan terus absen dalam turnamen yang mensyaratkan vaksin — berharap untuk menggunakan infeksi COVID-19 sebelumnya sebagai pengecualian medis.

"Juga rekan-rekan saya, itu sangat menyakiti saya, karena saya merasakan energi dan tatapan itu dari rekan-rekan saya dan orang-orang yang berada di sekitar fasilitas tenis," katanya.

Jelas saya mengerti bahwa mereka memiliki persepsi yang didasarkan pada apa yang mereka lihat dari laporan media dan saya tidak muncul di media karena apa yang saya katakan sebelumnya untuk menghormati proses hukum dan menghormati Australia Terbuka."

Terlepas dari statusnya yang tidak divaksinasi dan penolakannya untuk menerima vaksin COVID-19, Djokovic mengatakan dia menganggap serius virus itu karena sudah terinfeksi dua kali.

Novak Djokovic menggambarkan bagaimana rasanya ditahan oleh polisi perbatasan Australia sebelum dideportasi awal tahun ini

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News