DKI Kewalahan Menghadapi Banjir

DKI Kewalahan Menghadapi Banjir
Banjir. Foto ilustrasi: dokumen JPNN

Salah satu kendalanya adalah terbaatasnya sumber daya manusia. Padahal, menurutnya revitalisasi perlu dilakukan menyeluruh di wilayah Jakarta Timur. Selain itu, anggaran untuk revitalisasi pun tidak cukup. “Baru 30 persen dari total 893.000 meter saluran drainase di Jakarta Timur yang sudah direvitalisasi. Sementara saluran yang dibersihkan sudah mencapai 60 persen,” bebernya.

Ia menyebutkan, program revitalisasi saluran drainase terkendala genangan. Seperti di Rawa Terate, Cakung, untuk menunggu air surut memerlukan waktu hingga 5 jam. “Air nggak surut-surut, program revitalisasi menjadi belum maksimal,” katanya.

Untuk mengantisipasi datangnya banjir dan genangan lagi, dikatakan Mustajab, pihaknya menyiagakan karung pasir dan pompa mobile. Lebih jauh Mustajab mengungkapkan, ada dua titik yang rawan longsor di Jakarta Timur. Yakni di Kelurahan Balekambang, Kramat Jati, dan Perumahan Pesona, Pasar Rebo.

Kedua wilayah tersebut, menurut Mustajab, merupakan zona hijau dan tidak diperuntukkan untuk permukiman. “Balekambang itu lerengnya kali Ciliwung. Sebenarnya itu zona dilarang untuk hunian,” terangnya.

Untuk mengantisipasi banjir di wilayah Jakarta, Pemprov DKI Jakarta akan kembali melanjutkan proyek sodetan Sungai Ciliwung di Bidaracina, Jakarta Timur. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Teguh Hendarwan mengatakan, 40 persen debit air Kali Ciliwung akan dialirkan ke kanal banjir timur (KBT). ’’Ada 96 bidang tanah yang terdampak saluran sodetan Kali Ciliwung,” ujarnya.

Pengerjaan lanjutan proyek sodetan tersebut, menurut Teguh, akan berdampak pada warga yang menempati lahan seluas 34 ribu meter persegi di Bidaracina. Hingga saat ini, proyek baru dikerjakan 50 persen. Pembangunan terhenti, karena ada gugatan dari warga pada 2015 lalu. “Kami akan merelokasi warga di rusun Bidaracina,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kasie Pemerintah dan Ketertiban Kelurahan Bidaracina Syafei Iskandar menyebutkan, dari tiga RW di lokasi sodetan ada dua peta bidang, satu peta berisikan 48 bidang, jadi totalnya mencapai 96 bidang yang terdampak sodetan Ciliwung.

Sebagian warga di RW 05, menurutnya, sudah direlokasi ke rusun Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. Sisanya yang sampai saat ini bertahan lebih banyak warga RW 04 dan RW 014.

Banjir masih menjadi momok bagi Jakarta. Apalagi di musim hujan, seperti yang belakangan ini terjadi. Sejumlah daerah tak aman dari banjir dan genangan.

Sumber Indopos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News