DKM Al Aqsha BSD Salurkan 2.500 Daging Kurban Hingga ke Desa Terpencil

DKM Al Aqsha BSD Salurkan 2.500 Daging Kurban Hingga ke Desa Terpencil
Ilustrasi sapi kurban disembelih, Jumat (31/7). Foto: ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus

Agar semua tertangani dengan baik, pekerja pemotongan harus memiliki sertifikasi dari MUI.  

Panitia juga memutakhirkan peralatan, di antaranya dengan memakai gergaji mesin untuk memotong karkas dan menyiapkan pendingin berupa container refrigerator 20 feet (kulkas container). 

Alat perebah sapi yang tahun lalu masih manual, kini sudah dilengkapi hidrolik, sehingga lebih efisien. Alat itu dikhususkan untuk memotong sapi berbobot 400 kg ke atas

“Semua kita tangani sendiri karena jumlahnya banyak. Ini juga agar mutunya terjaga dan cepat tersalurkan sehingga pada hari tasrik semua sudah sampai ke mustahik (penerima daging qurban),” tambahnya.

Panitia melakukan pemutakhiran peralatan besar-besaran, karena mayoritas sapi yang ditangani memiliki bobot rata-rata 400 sanpai 600 kg sehingga diperlukan pemotongan yang bersih dan cepat.

Panitia juga membuat perimeter di beberapa titik pemotongan, agar tidak ditembus oleh mereka yang tidak terlibat dalam pemotongan hewan.

"Kami jaga prokes agar tak banyak orang berkumpul. Termasuk muqorib hanya boleh menyaksikan pemotongan via zoom, mereka tidak boleh datang,” kata Surya Sidharta anggota dewan Pembina DKM.

Sekitar 2.500 kantong daging yang dihasilkan tidak boleh diambil ke masjid. Panitia menyalurkannya melalui simpul-simpul penjemputan yang sudah diatur sebelumnya. 

Masjid al Aqsha menyalurkan ribuan kantong daging kurban dari 67 sapi serta 60 kambing.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News