Doa dari Bupati Anas Buat Warga Rohingya, Bung Karno dan Bu Mega dari Tanah Suci

Doa dari Bupati Anas Buat Warga Rohingya, Bung Karno dan Bu Mega dari Tanah Suci
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyapa kader PDI Perjuangan lewat Facetime, Senin (4/9). Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengajak pengurus dan kader PDI Perjuangan Banyuwangi memanjatkan doa untuk warga etnis Rohingya di Myanmar yang menderita karena tindak kekerasan.

Dari Tanah Suci, Anas yang sedang menunaikan ibadah haji menyampaikan hal tersebut melalui aplikasi Facetime kepada para kader PDI Perjuangan Banyuwangi yang sedang mengikuti Pendidikan Kader Pratama, Senin (4/9).

”Mari kirim doa dan salat gaib agar para korban diterima Allah SWT, dan tindakan kekerasan ini segera berhenti. Saya ingin menekankan, apa yang terjadi di sana bukan soal agama karena tak ada agama yang mengajarkan kekerasan,” kata Anas.

Belajar dari masalah Myanmar, Anas mengajak semuanya untuk menjadi agen kebangsaan yang mampu menebar nilai-nilai perdamaian. Dia mengutip pesan dari presiden pertama RI Soekarno.

”Kata Bung Karno, bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Bung Karno menyampaikan itu di depan forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diperhatikan seluruh dunia pada 1960, pesan yang masih sangat relevan hingga saat ini dan sampai kapan pun,” kata Anas.

Anas juga mendukung langkah Presiden Jokowi dalam menangani masalah kawasan tersebut. Presiden telah mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Myanmar, bertemu para petinggi militer dan Aung San Suu Kyi agar menghentikan kekerasan terhadap warga Rohingya.

”Bantuan kemanusiaan juga sudah dan akan disalurkan pemerintah pusat. Warga yang punya rezeki lebih, bisa donasi ke lembaga-lembaga kredibel yang telah membuka penggalangan dana,” imbuh bupati berusia 44 tahun ini.

Anas juga mengajak semua yang hadir di pendidikan kader tersebut berkirim doa untuk Bung Karno, kemudian pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari, tim perumus di Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) KH Wahid Hasyim, serta tokoh-tokoh bangsa lainnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News