Dokter Sunardi Tewas Ditembak, Bang Reza Usul Densus 88 Dilengkapi Alat Ini

Dokter Sunardi Tewas Ditembak, Bang Reza Usul Densus 88 Dilengkapi Alat Ini
Reza Indragiri Amriel menanggapi peristiwa Densus 88 menembak mati Dokter Sunardi. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menanggapi langkah Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menembak mati Dokter Sunardi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Reza menduga langkah Komnas HAM memanggil Densus 88 terkait kasus tersebut guna menguji apakah penembakan terhadap Dokter Sunardi tergolong lawfull killing (pembunuhan berdasarkan hukum) atau unlawfull killing.

"Jika Komnas HAM menyimpulkannya sebagai unlawful killing maka boleh jadi akan ada proses hukum seperti pada kasus KM 50," kata Reza dalam keterangan tertulis, Senin (14/3).

Sayangnya, lanjut Reza, Indonesia belum memiliki mekanisme guna menguji apakah Dokter Sunardi yang sudah tewas benar masuk dalam jaringan terorisme atau tidak.

"Andai kita mengenal posthumous trial, persidangan bagi terdakwa yang sudah meninggal maka diharapkan akan ada kepastian status para terduga teroris di mata hukum," ujar Reza.

Menurut Reza, posthumous trial perlu diadakan sebagai bentuk penguatan terhadap operasi pemberantasan terorisme.

Reza mengatakan kontroversi selalu muncul ketika operasi Densus 88 memakan korban jiwa.

Oleh karena itu, lanjut Reza, alangkah lebih baik Polri melengkapi personel Densus 88 dengan body camera, yakni kamera yang di pasang di badan.

Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menanggapi peristiwa Dokter Sunardi ditembak Densus 88 hingga tewas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News