Donggi Sonoro Terancam Ditinggal Pembeli

Donggi Sonoro Terancam Ditinggal Pembeli
Donggi Sonoro Terancam Ditinggal Pembeli
Dengan berlarut-larutnya pengambilan keputusan oleh pemerintah, kata Rakhmanto, wajar jika ketiga calon pembeli itu mengancam mengundurkan diri. Apabila ancaman itu terjadi akan berpotensi menjadikan proyek Donggi-Senoro menjadi mentah kembali. “Jika tidak kunjung ada kepastian dan kalau itu terjadi, proyek ini bisa mentah kembali,” ujarnya.

Dia meminta, supaya pemerintah berani mengembalikan proyek Donggi-Senoro kepada posisi semula. Sebab, pemerintah sejak semula sebenarnya telah memutuskan proyek Donggi-Senoro sebagian besarnya untuk ekspor. “Jika dipaksakan untuk domestik, nantinya tidak bisa diserap saat ini sehingga berisiko pada batalnya proyek,” paparnya.

Proyek Donggi-Senoro menjadi tak pasti lantaran gebrakan dimasa Wapres Jusuf Kalla yang menyetop kontrak baru eskpor gas dari semula untuk ekspor menjadi domestik. Kebijakan ini penting untuk menjaga citra Indonesia sebagai salah satu eksportir gas terkemuka. Niat JK ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Mengatasi kisruh ini, Menko Perekonomian Hatta Rajasa turun tangan dan merekomendasikan kombinasi domestik dan ekspor untuk alokasi gas tersebut. Surat resmi bernomor S-36/M.EKON/03/2010 kepada Wapres Boediono tertanggal 8 Maret 2010 yang menyatakan pihaknya setuju dengan usulan Menteri ESDM Darwin Saleh yakni pengembangan gas Senoro menggunakan opsi kombinasi ekspor dan domestik untuk kebutuhan industri pupuk dan PLN.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News