Dor! Kena Peluru Nyasar, Berdarah-darah, Masih Sanggup Berjalan 1,6 Km

Dor! Kena Peluru Nyasar, Berdarah-darah, Masih Sanggup Berjalan 1,6 Km
Mayat. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

“Kejadian ini merupakan pembelajaran bagi seluruh petani penggarap. Supaya menaati peringatan saat menggarap pertanian di lahan milik TNI AU,” tutupnya.

Sedangkan, Kapolsek Singosari Kompol Wachid Arifaini mengatakan, setelah terkena serpihan peluru itu, korban sempat berjalan kaki sejauh 1,6 kilometer. Korban berjalan dalam keadaan bersimbah darah, hingga bertemu dengan Kasiati, kemudian roboh dan tidak sadarkan diri.

“Hal ini sesuai dengan olah TKP,” imbuh Perwira Menengah (Pamen) Polisi dengan satu melati di pundaknya ini.

Nah, setelah dilakukan visum di kamar mayat, kemudian jenazah dipulangkan ke rumah duka Dusun Pakel Desa Baturetno, Kecamatan Singosari. Kedatangan jenazah korban disambut tangis dari keluarga dan para tetangganya.

Sudah hadir di rumah duka pula, Komandan Lanud (Danlanud) Abd Saleh, Marsma TNI Julexi Tambayong dan Danyonko 464/Paskhas TNI AU, Mayor Pas Misbachul Munir. Menurut Danlanud, peristiwa ini tidak disengaja oleh para prajurit Batalyon Komando 464/Paskhas TNI AU.

“Peristiwa ini merupakan suatu kecelakaan. TNI tidak mungkin menyakiti rakyat. Karena TNI lahir dari masyarakat. Bahkan Ibu TNI adalah masyarakat,” tuturnya dalam sambutan saat memberangkatkan jenazah.

Selanjutnya, dia mengucapkan bela sungkawa atas kejadian ini. Dari rumah korban, kemudian jenazah dibawa ke masjid untuk disalatkan. Kemudian diberangkatkan ke pemakaman tidak jauh dari rumah korban dan dikebumikan.

Sementara itu, sumber internal Malang Post menyebut, biasanya Yonko 464/Paskhas latihan lintas lengkung dan datar. Senjata yang digunakan berupa General Purpose Machine Gun.

Buawi, 39, petani warga RT 5 RW 2 Dusun Pakel Desa Baturetno Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jatim, tewas terkena peluru nyasar saat berkebun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News