Dor, Pancasila
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Atas nama Pancasila, Sukarno menahbiskan diri sebagai Paduka Yang Mulia Presiden Seumur Hidup.
Puncaknya, Sukarno menghimpun tiga kekuatan politik Nasionalis, Agama, dan Komunis dalam satu payung Nasakom.
Pancasila lahir dari perdebatan dan pergulatan pemikiran para founding fathers yang berargumentasi secara ilmiah dengan memakai referensi luas dari pemikir-pemikir besar dunia.
Mulai dari pemikiran kapitalisme liberal, pemikiran Marxis, gagasan-gagasan negara Islam, hingga ide-ide fasisme. Semuanya dibahas tuntas dengan adu argumentasi yang tajam dan berkualitas.
Kekuatan besar saling tarik-menarik. Tidak ada yang mau mengalah. Kekuatan Islam yang merasa menjadi kekuatan dominan mendesak untuk menjadikan Islam sebagai dasar negara. Kaum nasionalis tidak menyetujuinya dan menginginkan nasionalisme sebagai dasar negara.
Founding fathers kemudian sepakat dengan lima sila sebagai dasar negara yang disebut Pancasila, dengan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila paling utama.
Akan tetapi, kelompok Islam menghendaki agar ditambahkan tujuh kata, ’’Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya’’.
Penambahan itu ditolak kelompok minoritas di luar Islam. Negosiasi berlangsung alot dan keras. Berkat bujukan Mohammad Hatta terhadap para pemimpin Islam, tujuh kata dihapus.
Pancasila lahir dari perdebatan dan pergulatan pemikiran founding fathers yang berargumentasi secara ilmiah memakai referensi luas dari pemikir-pemikir dunia.
- Membedah Buku di UIN, BPIP: Nilai Universal Pancasila untuk Generasi Muda
- Warga Mesir Ingin Menduniakan Bahasa Indonesia, Animonya Tinggi
- Siti Fauziah Ajak Para Mahasiswa Terapkan Nilai-Nilai dan Pertahankan Jati Diri Bangsa
- BPIP Gandeng Content Creator untuk Menggaungkan Spirit Pancasila
- Kepala BPIP: Segera Mengimplementasikan Pendidikan Pancasila di Sekolah
- Badan Bahasa Kemendikbudristek Bedah Dua Buku Kumpulan Puisi, Begini Penjelasannya