Dorong Bawaslu Cekatan Panggil Hasto untuk Buka Biang Fitnah

Dorong Bawaslu Cekatan Panggil Hasto untuk Buka Biang Fitnah
CIUM TANGAN: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mencium tangan KH Ahmad Muhtadi al-Bantani, pengasuh Pondok Pesantren Pondok Pesantren Pesantren Raudotul Ulum di Cidahu, Pandeglang, Banten, Kamis (20/12) malam. Foto: PDIP for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati politik Imam Soleh menanti langkah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk menindaklanjuti laporan Tim Advokat Indonesia Bergerak (TAIB) tentang dugaan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memfitnah kubu Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno.

Lebih-lebih, Hasto justru mengaku siap buka-bukaan di hadapan Bawaslu tentang pihak yang getol membuat hoaks dan fitnah politik yang menyasar Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin (Jokowi - Ma’ruf).

Imam mengatakan, berdasarkan pengamatanya selama ini justru kubu Jokowi - Ma'ruf yang disasar fitnah terus menerus. Karena itu, ketua Pusat Studi Politik dan Pemerintahan Universitas Wiralodra Indramayu tersebut sangat mengharapkan pemeriksaan terhadap Hasto menjadi momentum untuk mengungkap fitnah-fitnah lain.

"Agar jelas siapa sesungguhnya yang memainkan pola-pola kampanye hitam, fitnah dan berita bohong selama ini," kata Iman, Jumat (28/12).

Imam menambahkan, Hasto adalah figur publik yang mewakili parpol terbesar pendukung pemerintahan. Karena itu, katanya, pemeriksaan terhadap Hasto akan menyita perhatian publik.

Imam pun mengharapkan Bawaslu bertindak cekatan. Apalagi Hasto sudah sangat menantikan panggilan dari Bawaslu.

"Hasto sudah menunjukkan iktikad baik dengan bersedia diperiksa. Tak seperti pejabat biasanya yang seolah enggan untuk diklarifikasi atas dugaan pelanggaran," ungkapnya.

Sebelumnya Tim Advokat Indonesia Bergerak (TAIB) melaporkan Hasto ke Bawaslu. TAIB menuding Hasto telah memfitnah kubu Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno.

Bawaslu sebaiknya cekatan dalam memeriksa Hasto Kristiyanto yang menjadi terlapor dugaan fitnah kepada kubu Prabowo - Sandi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News