Dosen Gizi UI Ciptakan Biskuit untuk Bantu Balita Gizi Buruk
Sering Kehabisan Stok, Terpaksa Beli di Toko Sendiri

Tetapi, kini biskuit buatan Fatmah sudah merambah minimarket dan supermarket di kawasan Jakarta. Antara lain Carrefour Lebak Bulus, M.T. Haryono, dan Cempaka Putih serta Mal Kota Kasablanka. Selain itu, biskuit bergizi tinggi tersebut dijual di gerai 7-Eleven Tugu Tani dan gedung Smesco di Jalan Gatot Subroto.
Selain di toko-toko, biskuit kurma yang diklaim pertama di Indonesia itu juga menjadi langganan beberapa pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Salah satunya Puskesmas Depok Jaya. ”Puskesmas ini memesan rutin 40 bungkus Biskuit Temma setiap bulan,” jelas peneliti terbaik kedua se-UI pada 2012 itu.
Secara rutin, Fatma juga menggali respons balik dari puskesmas. Sebagian respons bersifat positif. Misalnya, ada dampak kenaikan berat dan tinggi badan balita yang diintervensi.
Menurut dia, kasus kurang gizi di Indonesia lebih disebabkan faktor ekonomi keluarga. Misalnya, kurangnya asupan gizi selama ibu mengandung. Juga pemberian ASI eksklusif yang tidak sesuai anjuran serta makanan pendamping ASI (MPA) yang tidak cukup gizi. ”Jadi, dengan harga biskuit yang terjangkau, saya ingin membantu peningkatan gizi masyarakat,” jelasnya. (*/c11/ari)
Penelitian Dr Fatmah tentang makanan alternatif untuk anak kurang gizi tidak berakhir di laci meja kerja saja. Dia melanjutkan penelitian itu dengan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu