DPO, Mahasiswa Pembunuh Sopir Go-Car Jarang ke Kampus

DPO, Mahasiswa Pembunuh Sopir Go-Car Jarang ke Kampus
Tri Widyantoro. Foto: istimewa

“Kalau nama-nama yang disebut rasanya tidak ada warga kami. Tapi untuk yang namanya Bayu, setahu saya itu warganya Pak Predi," tandasnya. Sedangkan Kades Sukajadi (P6) Warsum mengungkapkan, tidak ada warganya yang digerebek polisi. “Tak ada info itu, Mas. Tapi nanti saya cek," tukasnya.

Terpisah, Kades Muara Sungsang, H Jefri Marsuki, mengaku di wilayah desanya ada 11 parit. Namun memang hanya parit 6, yang sepi karena tidak ada pemukiman penduduk.

“Di ujung, paling ada beberapa pondok dari penjaga kebun. Tanaman jangka pendek, ada yang tanam jagung,” ujarnya.

Mengenai lokasi penemuan tulang korban itu, disebut Jefri di lahan milik H Arfa, warga Muara Telang. Pemiliknya juga jarang mengecek lahannya seluas 1,5 hektare, yang masih berupa semak dan gambut. ”Padahal hampir setiap malam, di atas jam 12 kami sering patroli siskamling. Kalau ada yang mencurigakan, kami tanya dan usir,” katanya.

Tapi, lanjut Jefri, mereka tidak terpantau ada yang buang mayat di parit 6. Baru tahu siang kemarin, dapat kabar ada tim dari polda yang akan mengevakuasi tulang-tulang korban perampokan. “Pelaku sepertinya sudah tahu kondisi di sini, tahu parit mana yang sepi, dan parit yang ada perumahan penduduk,” duganya.

Salah seorang pekebun, kebetulan melintas di lokasi evakuasi kerangka Tri, Jumat. Pria itu bernama Muh, pendatang asal Lampung.

“Saya baru sebulan di sini, berkebun jagung, jaga lahan orang. Saya tiap hari lewat sini kalau mau belanja ke luar, tapi tidak pernah cium bau bangkai atau apa. Kalau malam saya tidak pernah keluar, jaga pondok. Di sini masih banyak babi hutan dan biawak,” terangnya. (kur/tha/air/ce1)


Zainuddin mengaku mahasiswa tersebut tidak begitu berprestasi. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Ty juga cuma pas-pasan 2,62.


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News