DPR Cemas, Pasca Suspensi BEI

Sementara anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PAN, Dradjat H Wibowo, menilai keadaan ekonomi saat ini sudah mirip dengan situasi menjelang jatuhnya Soeharto 1998. "Beberapa faktor sudah mendekati suasana tahun 1998, seperti naiknya inflasi, naiknya suku bunga dan makin jatuhnya nilai rupiah yang sulit diprediksi. IHSG (Indek Harga Saham Gabungan) juga sudah memperlihatkan penurunan yang tajam," ulas Dradjat.
Peraih gelar doktor ekonomi itu memprediksi krisis akan berakibat semakin seretnya pinjaman antar bank. "Kondisi yang mungkin menyusul adalah debitur-debitur bank akan mengalami gagal bayar," katanya.
Adapun Ketua Panitia ANggaran DPR, Emir Moeis mengkhawatirkan akan terjadinya pelarian modal (capital flight) ke luar negeri. ''Saya khawatir akan terjadi pelarian modal ke luar negeri dan itu jelas mengganggu nilai tukar rupiah. Ekonomi kita bisa colapse. Dalam dua minggu ini, Rupiah bisa anjlok hingga tembus Rp 12.000 per dolar AS,'' ucapnya.
Terkait penutupan bursa, Emir menilainya ibarat pisau bermata dua. "Di satu sisi mengerem laju kepanikan, tapi juga bisa menambah kepanikan. Saya khawatir, akan terjadi pemborongan mata uang asing. Orang ramai-ramai beli mata uang Euro dan dolar AS sehingga rupiah makin anjlok,'' pungkasnya. (ara/JPNN)
JAKARTA – Ketua DPR RI DPR Agung Laksono mengingatkan agar otoritas moneter tidak salah mengambil kebijakan untuk mengantisipasi krisis global.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- RUU Polri Dinilai Membuat Polisi Superbody
- Pertamina Rayakan Puncak Hari Buruh Internasional 2025, Menaker Yassierli Beri Apresiasi
- Bupati Sumedang Berharap Buruh Sejahtera dan Turut Menggerakkan Ekonomi di Indonesia
- Tampilan Kartu Ujian PPPK Tahap 2 Terbaru, Yang Belum Silakan Cetak Lagi
- Sidang Gugatan Pedagang Ayam vs BRI Ditunda Lagi, Haris Azhar Kritik Ketidaksiapan Bank
- MAKI Dorong KPK Usut Dugaan Korupsi Kredit Macet di BPD Kaltim-Kaltara