DPR Ingatkan Soal Ancaman Deindustrialisasi

DPR Ingatkan Soal Ancaman Deindustrialisasi
DPR Ingatkan Soal Ancaman Deindustrialisasi
"Kalau kondisi tersebut tidak diantisipasi dengan cermat oleh pemerintah, maka ke depan angka pengangguran akan terus meningkat, karena kurangnya barang modal yang diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja," imbuhnya.

Selain itu, Airlangga juga mengingatkan soal kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang berada di kisaran Rp 9.000 "Kurs rupiah itu mempersulit eksportir memasarkan produknya ke luar negeri," ujarnya.

Menurut dia, kurs ideal untuk menjaga stabilitas perdagangan dengan luar negeri adalah pada kisaran Rp 9.200 sampai Rp 9.500. "Kita juga harus mewaspadai nilai tukar yang kondusif bagi eksportir Indonesia. Idealnya Rp 9.200 sampai Rp 9.500, agar kita tidak kesulitan dalam mengekspor produk dalam negeri," ujarnya, sembari mengatakan rupiah yang terlalu kuat akan menyulitkan eksportir dalam negeri, dan sebaliknya jika terlalu lemah juga tak menguntungkan pertumbuhan ekonomi.

Menyikapi kondisi itu, Airlangga berharap pemerintah mendukung kalangan industri dan dunia usaha untuk meningkatkan daya saing. Apalagi selama ini, di sisi lain, pemerintah Cina memberikan dukungan penuh terhadap industrinya, khususnya yang berorientasi ekspor - tidak seperti pemerintah Indonesia.

JAKARTA - Ketua Komisi VI DPR RI, Airlangga Hartarto, mengingatkan pemerintah akan ancaman deindustrialisasi, yang mengakibatkan rendahnya daya serap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News