DPR Ingatkan Soal Ancaman Deindustrialisasi

DPR Ingatkan Soal Ancaman Deindustrialisasi
DPR Ingatkan Soal Ancaman Deindustrialisasi
JAKARTA - Ketua Komisi VI DPR RI, Airlangga Hartarto, mengingatkan pemerintah akan ancaman deindustrialisasi, yang mengakibatkan rendahnya daya serap tenaga kerja dan tingginya impor barang konsumsi (consumer goods) dibanding barang modal (capital goods) sejak enam bulan terakhir.

"Pasca pemberlakuan perdagangan bebas ASEAN-Cina (CAFTA), barang konsumsi dari Cina terus membanjiri pasar dalam negeri, di tengah melemahnya daya saing produk dalam negeri. (Ini) diiringi naiknya angka pengangguran, sebagai konsekuensi dari rendahnya tingkat pertumbuhan industri, bahkan (juga) banyaknya perusahaan yang tutup dan merelokasi pabrik perusahaan asing," kata Airlangga Hartarto, di DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (27/9).

Tingginya impor barang konsumsi, lanjut Airlangga, telah memicu kekhawatiran berbagai pihak, karena berpotensi mendefisitkan neraca perdagangan Indonesia terutama dengan Cina. "Data yang dikeluarkan Badan Pusat statisik (BPS), enam bulan terakhir terjadi defisit perdagangan dengan Cina, dan ini menkhawatirkan banyak pihak," tegasnya.

Fakta BPS tersebut, katanya lagi, harus menjadi alarm bagi pemerintah RI untuk meningkatkan produktivitas. "Pertumbuhan ekonomi itu penting. Tapi pertumbuhan tersebut haruslah yang mampu menciptakan lapangan kerja,” ujar politisi dari Partai Golkar itu.

JAKARTA - Ketua Komisi VI DPR RI, Airlangga Hartarto, mengingatkan pemerintah akan ancaman deindustrialisasi, yang mengakibatkan rendahnya daya serap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News