DPR: Masyarakat Anggap Pilpres Lebih Penting Dibanding Pileg

DPR: Masyarakat Anggap Pilpres Lebih Penting Dibanding Pileg
Anggota Komisi II DPR Firman Soebagyo (kiri) saat berbicara dalam diskusi bertajuk “Tenggelamnya Caleg di Tengah Hiruk Pikuk Pilpres" di Media Center DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (28/3). Foto: Ist

Dia mencontohkan, masih bisa dilihat pragmatisme masyarakat yang sudah sedemikian rupa bergeser. Masyarakat yang akan menentukan pilihannya masih ada yang berdasar faktor siapa yang akan memberikan amplop.

”Itu yang berbahaya. Akhirnya nanti masyarakat seperti memilih kucing dalam karung. Anggota DPR itu harusnya orang yang mempunyai kapasitas, integritas dan kompetensi dalam bidangnya masing-masing,” katanya.

Hanya saja, ujar dia, dengan adanya sistem pemilu yang membuat pergeseran dan pragmatisme masyarakat, maka harus diwaspadai adanya caleg-caleg, baik kalangan milenial, setengah tua, maupun yang sudah tua, main uang di injury time.

Dia menjelaskan caleg-caleg itu akan menyebarkan amplop sebanyak-banyaknya. Masyarakat pun bisa saja memilih mereka yang memberikan amplop. “Nanti dilihat amplop itu mana yang besar dan mana yang kecil,” tegasnya.

Menurut Firman, hal seperti ini harus diwaspadai. Kalau dibiarkan, masyarakat bisa seperti memilih kucing dalam karung. Akibatnya, masyarakat akan menyesal selama lima tahun ke depan. “Karena anggota yang dipilih kemungkinan tidak mampu dan tidak punya kapasitas,” ujarnya.


Karena itu, kata Firman, pemilu seperti sekarang ini sudah tidak bisa dipertahankan lagi, dan harus diubah agar lebih efektif dan efisien. Supaya lebih efektif ke depan, Firman mengusulkan pileg DPR, DPR, DPRD provinsi/kabupaten/kota serentak. Begitu juga, pemilihan eksekutif seperti pilpres, kepala daerah dilakukan serentak.

“Jadi, pemilu itu hanya terjadi dua kali. Kalau itu terjadi maka terjadi efisiensi yang sangat luar biasa dan itu akan lebih efektif,” ungkapnya.(boy/jpnn)


Anggota Komisi II DPR Firman Soebagyo menilai masih banyak kelemahan dalam penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019. Kecenderungan negatif lebih banyak sejak pelaksanaan kampanye dilakukan.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News