DPR Nilai UNBK di Kalsel Masih Kekurangan Komputer

DPR Nilai UNBK di Kalsel Masih Kekurangan Komputer
Tim Kunjungan Spesifik Komisi X DPR meninjau kesiapan pelaksanaan UNBK 2017 tingkat SMP/sederajat di Kalsel. Foto: Humas DPR for JPNN.com

jpnn.com, BANJAR - Tim Kunjungan Spesifik Komisi X DPR meninjau kesiapan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2017 tingkat SMP/sederajat di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Ketua rombongan sekaligus Anggota Komisi X DPR Zainul Arifin (F-PKB) menilai, masih banyak kekurangan terkait sarana dan prasarana (sarpras) penunjang kegiatan UNBK 2017 khususnya di wilayah Kalsel.

"Kami melihat khususnya di Kalsel sendiri masih banyak kekurangan yang dilaporkan terkait pelaksanaan UNBK tingkat SMP ini. Salah satunya adalah kurangnya sarpras penunjang kegiatan UNBK yaitu komputer. Apalagi tahun ini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong pelaksanaan Ujian Nasional harus melalui perangkat elektronik yakni berbasis komputer," ucap Zainul usai meninjau kesiapan UNBK di SMPN 1 Kertak Hanyar, Banjar, Kalsel, Jumat (21/4/2017).

Dia mengimbau kepada Pemerintah untuk lebih serius menangani sekolah-sekolah, bukan hanya di kota-kota besar tapi juga di seluruh pelosok wilayah di Indonesia dalam rangka peningkatan sarpras penunjang kesuksesan UNBK tingkat SMP tahun 2017.

"Oleh karena itu, permasalahan ini tentunya akan kami sampaikan kepada Pemerintah terkait, agar setelah kunjungan ini kesiapan UNBK bisa mencapai minimal berkisar 60-70 persen. Nah harapan Komisi X agar di tahun berikutnya kekurangan sarpras ini bukan menjadi penghalang tingkat kelulusan bagi sekolah-sekolah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di seluruh Indonesia," ungkap politisi asal dapil Kalsel I ini.

Senada dengan Zainul, Anggota Komisi X DPR Asdy Narang menambahkan, jelang pelaksanaan UNBK tingkat SMP khususnya di Provinsi Kalsel, dinilai masih belum siap.

Hal ini berbeda dengan pulau Jawa yang infrastruktur dan sarpras pendidikannya sudah cukup memadai.

"Seperti di lokasi peninjauan di SMPN 1 ini, karena komputernya tidak ada, untuk pelaksanaan UNBK mereka harus menumpang ke sekolah lain yang memiliki ketersediaan komputer yakni SMKN 1 Gambut. Ini kan salah satu bukti bahwa Pemerintah kurang memperhatikan sekolah-sekolah di seluruh pelosok wilayah Indonesia, " tegas Asdy.

Politisi F-PDI Perjuangan itu menambahkan, terkait kesiapan UNBK Komisi X DPR terus berupaya mendorong agar pelaksanaan UNBK ke depan agar dapat terlaksana dengan baik.

"Kami dari Komisi X selalu mendorong terus, namun kembali lagi ke persoalan anggaran yang terbatas sehingga infrastruktur belum memadai. Tapi kita meyakini ke depan UNBK tiap tahun akan berjalan dengan optimal," imbuh politisi asal dapil Kalteng itu.

Di kesempatan yang sama, perwakilan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Titi Savitri mengatakan, pemenuhan sarpras alat elektronik berupa komputer bukan hanya diperuntukkan untuk UNBK saja melainkan juga ditujukan untuk meningkatkan generasi IT.

"Harapannya, bantuan komputer dapat digunakan secara optimal. Bukan hanya untuk UNBK saja, tapi juga untuk ujian-ujian sekolah lainnya, karena mau tidak mau dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran harus mengikuti revolusi teknologi. Dengan peningkatan generasi IT siswa bisa lebih punya akses langsung kepada sumber ilmu sehingga menjadi lebih luas wawasan, " jelasnya.

Pelaksanaan UNBK tingkat SMP/MTs akan dilaksanakan dalam dua gelombang yakni pada tanggal 2-4 Mei dan 15 Mei serta 8-10 Mei dan 16 Mei mendatang.

Turut serta dalam peninjauan ini Ridwan Hisjam (F-PG), Wiryanti Sukamdani (F-PDIP), Ida Bagus Putu Sukarta dan Iwan Kurniawan ( F-Gerindra), Anita Jacoba (F-Demokrat), dan Lathifah Shohib (F-PKB). (adv/jpnn)

 


Tim Kunjungan Spesifik Komisi X DPR meninjau kesiapan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2017 tingkat SMP/sederajat di Kalimantan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News