Dr Is Fatimah, Manfaatkan Lempung dan Kulit Manggis untuk Menangkap Sel Tenaga Surya

Ramah Lingkungan dan Murah, Dapat Bantu Para Backpacker

Dr Is Fatimah, Manfaatkan Lempung dan Kulit Manggis untuk Menangkap Sel Tenaga Surya
SANTAI : Dr Is Fatimah di ruang kerjanya di laboratorium Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Foto: LOreal Indonesia for Jawa Pos.
Dosen yang pernah mengenyam beberapa kali pendidikan tambahan di Australia dan Singapura itu menjelaskan, sebagai peneliti dirinya harus terus menggali hal baru. Terutama untuk menangani persoalan bahan-bahan penangkap sekaligus penyimpan tenaga surya yang kurang ramah lingkungan dan cenderung mahal tersebut.

Is pun lantas memutar otak. Dia juga berkali-kali mondar-mandir dari laboratorium Fakultas MIPA UII Jogjakarta ke perpustakaan kampus untuk mencari referensi bahan-bahan penangkap sel tenaga surya yang ramah lingkungan. Beberapa waktu kemudian, dia memutuskan menggunakan lempung (tanah liat) dan kulit buah manggis (Garcinia Magostana L.) sebagai media penangkap sekaligus penyimpan sel tenaga surya.

Untuk urusan mencari lempung, Is mengaku tidak takut kehabisan stok. Terutama lempung alam montmorillonite yang dia klaim cukup unggul dalam proyek ini. Dia menyebut potensi lempung jenis ini di Indonesia mencapai 380 juta ton. Paling banyak terdapat di Boyolali, Jateng dan Tasikmalaya, Jabar. Biasanya, lempung jenis ini digunakan untuk bahan baku kerajinan keramik.

Peraih predikat dosen teladan UII 2004 itu menuturkan, sebelum digunakan untuk alat penangkap sekaligus penyimpan sel surya, lempung harus dimodifikasi. Di antaranya, dipadukan dengan bahan titanium dioksida. "Pada dasarnya, yang menangkap sel surya itu titanium dioksida," katanya.

UPAYA mencari energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan terus dilakukan para ahli. Dr Is Fatimah, dosen UII Jogjakarta, memanfaatkan lempung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News