Drama 50 Jam Liga Super Eropa, Saling Lempar Batu Sembunyi Tangan

Drama 50 Jam Liga Super Eropa, Saling Lempar Batu Sembunyi Tangan
Para pendukung sepakbola berunjuk rasa menentang Liga Super Eropa di luar Stadion Stamford Bridge di London pada 20 April 2021, menjelang pertandingan Liga Inggris antara Chelsea dan Brighton and Hove Albion. (AFP/ADRIAN DENNIS)

Sementara itu pemilik Chelsea dan Manchester City, masing-masing Roman Abramovich dan Sheikh Mansour, mendadak gelisah. Kedua orang ini tidak melibatkan diri dalam sepak bola Inggris untuk alasan mencari untung, melainkan demi reputasi.

Mereka tak mau disebut rakus dan memburu untung semata. Dan ketika para pendukung Chelsea memblokade jalan ke Stamford Bridge, saat itu pula Chelsea mantap berubah pikiran, keluar dari Liga Super. Efek domino pun tercipta.

City, Arsenal, MU, Liverpool dan Spurs pun akhirnya juga keluar dari rencana Liga Super Eropa. Inter dan AC Milan serta kemudian Atletico, juga mundur. Tetapi pemilik Juventus, Andrea Agnelli, tetap "yakin pada indahnya proyek ini”.

Apa daya, gebrakan itu ambruk ditimpa dampak gebrakan itu sendiri. Reformasi untuk sistem kompetisi yang dikelola UEFA itu pun malah menjadi bumerang.

UEFA justru menjadi kian kuat, padahal badan sepak bola Eropa ini pun bukan organisasi tanpa cacat yang sebelum ini konstan berusaha dikoreksi berbagai kalangan, khususnya klub-klub besar itu.(Antara/jpnn)

Drama 50 jam Liga Super Eropa mengemuka, saling lempar batu sembunyi tangan pun terungkap.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News