Drama 50 Jam Liga Super Eropa, Saling Lempar Batu Sembunyi Tangan

Drama 50 Jam Liga Super Eropa, Saling Lempar Batu Sembunyi Tangan
Para pendukung sepakbola berunjuk rasa menentang Liga Super Eropa di luar Stadion Stamford Bridge di London pada 20 April 2021, menjelang pertandingan Liga Inggris antara Chelsea dan Brighton and Hove Albion. (AFP/ADRIAN DENNIS)

Bahkan, Presiden FIFA Gianni Infantino yang sering berseberangan dengan Presiden UEFA Aleksander Ceferin kali ini kompak.

Infantino tak mau melawan tekanan habis-habisan dari masyarakat sepak bola agar mengecam Liga Super Eropa.

Situasi berubah drastis ketika Pep Guardiola membuat kaget direksi Manchester City setelah menyatakan tak sudi terlibat dalam Liga Super saat kontrak barunya nanti ditandatangani.

Juergen Klopp dengan sebagian direksi Liverpool juga bersitegang dan ini terjadi beberapa saat sebelum Liverpool bertandang ke kandang Leeds United untuk menjalani laga liga Senin.

Itu semua berarti sebelum 14 klub Liga Premier Inggris lainnya bertemu Selasa.

Mereka menjadi yakin proyek baru itu bermasalah karena tiga klub pendirinya menghadapi guncangan dari internalnya sendiri.

Liga Super Eropa, menurut The Guardian, dibangun di atas empat pilar, yakni adanya sejumlah tim besar, pendanaan besar, pasar yang besar untuk proyek baru, dan kerangka aturan yang mesti tahan dari gugatan.

Tetapi Selasa itu dua dari empat pilar itu goyah. Pilar pertama, yakni tim besar, goyah setelah Chelsea dan Manchester City ingin kelua. Pilar ketiga, yakni pasar, juga goyah setelah Amazon, Sky, Comcast dan BT tak tertarik membeli hak siar Liga Super Eropa.

Drama 50 jam Liga Super Eropa mengemuka, saling lempar batu sembunyi tangan pun terungkap.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News