Drama Pertama Sejak 103 Tahun

Kisah di Balik Layar Tim Drama Kebun Binatang Surabaya

Drama Pertama Sejak 103 Tahun
Tim dari KBS saat memberi makan beruang madu. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Kebun Binatang Surabaya (KBS) memang legendaris. Usianya sudah 103 tahun. Namun, baru pada libur natal dan tahun baru lalu saja mereka mempunyai pertunjukan drama bersama beruang madu.

Tentu saja hal itu menarik perhatian masyarakat. Pada hari pertama pertunjukan, yakni 25 Desember, penonton sudah berjubel di area kandang beruang madu sejak pukul 11.00, padahal pertunjukan baru dimulai pukul 12.00. Mereka penasaran dengan pertunjukan beruang madu yang belum pernah ada.

Gerimis mulai turun. Para penonton bergeming. Mereka tak mau tempatnya diisi orang lain. Hujan semakin deras. Mereka tetap tak mau bergeser mencari tempat berteduh.

Di balik kandang beruang madu, anggota tim drama KBS tampak gelisah. Mereka tidak menyangka turun hujan. Mereka tidak pernah mengajak beruang berlatih dalam kondisi hujan. Bisa-bisa pertunjukan berantakan. Mereka juga khawatir dengan penonton. Sebab, arena pertunjukan drama itu berada di ruang terbuka. Hanya ada dua opsi. Pertunjukan ditunda satu jam atau dibatalkan sama sekali.

Tiba-tiba. "Auooo ooo....!!," teriak Tarzan menerjang rimbunnya pepohonan KBS. Pertunjukan dimulai pukul 12.40. Riuhnya tepuk tangan penonton membuat yang tadinya tak ikut menunggu jadi penasaran. Saking ramainya, akses di area beruang madu tidak bisa dilewati. Penonton semakin berjubel. Tarzan bermain dengan beruang berbobot 80 kilogram itu. Tak lama kemudian, datang pengacau. Mereka adalah para pemburu binatang. Dengan senapan laras panjang, mereka menembak tanpa belas kasihan. Apa yang ada di depan mata bakal mereka taklukkan.

Tarzan yang diperankan Dwi Sugianto dan beruang bernama Marshal itu pun bersembunyi. Pengacau tak hanya berburu beruang. Mereka juga merusak hutan dan membuang sampah sembarangan. 

Pada adegan berikutnya, Tarzan keluar lagi bersama beruang. Namun, penonton terkekeh-kekeh melihat beruang itu. Beruangnya palsu. Dia adalah Abdila Mauludi, keeper rusa yang jadi pemeran pengganti beruang. Beruang asli yang tadinya anteng berubah jadi banyak tingkah saat diperankan Abdila.

Pertunjukan tersebut memang sengaja tidak melibatkan beruang asli selama 25 menit pertunjukan. Beruang asli hanya muncul pada awal dan akhir pertunjukan. "Kami tidak mengeksploitasi binatang. Makanya pakai kostum beruang," kata Dwi saat ditemui di KBS kemarin.

Pertunjukan tersebut berakhir dengan kemenangan Tarzan dan beruang. Mereka berhasil mengusir para pemburu liar itu. Para polisi hutan akhirnya memasukkan mereka ke penjara.

Dwi begitu terharu melihat antusiasme penonton kala itu. Momen yang tidak akan pernah dia lupakan dalam hidupnya. Dia tak menyangka penonton sabar menunggu dalam keadaan basah. "Saya cerita begini sampai merinding lho," kata pria asal Ngagel itu sambil menunjukkan lengannya.

Pada 1 Januari, mereka tampil untuk kali kedua. Penonton semakin penuh. Tidak ada halangan hujan. Namun bagi Dwi, yang paling berkesan tetap pertunjukan 25 Desember itu. Abdila yang berperan sebagai beruang madu ikut bangga. Dia mengatakan bahwa tim yang terlibat hanya berlatih selama dua pekan. Mereka juga tidak punya background sebagai pemain teater. "Pokoke bondo nekad ae," ujar pria asli Surabaya itu.

Meski hanya berlatih singkat, mereka mampu menyuguhkan pertunjukan yang menghibur. Saking suksesnya, drama itu disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang menarik lonjakan pengunjung saat liburan Nataru lalu. Yang mengakibatkan kemacetan panjang hingga Jalan A. Yani. (salman/c6/ano) 


Pertunjukan tersebut berakhir dengan kemenangan Tarzan dan beruang. Mereka berhasil mengusir para pemburu liar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News