Dua Anaknya Dinamai Seperti Nama Pesawat
Rabu, 22 Oktober 2008 – 10:53 WIB
Menjalani aktivitas yang sudah lama ditinggalkannya dia mendapat banyak nasihat dari banyak kolega. “Istilah mereka ini adalah dunia maya. Saya diminta hati-hati agar tidak tergiur dengan hal-hal yang bersifat material,” imbuhnya.
Saat ini, sehari-hari Tatu menerbangkan pesawat Cessna 172 (standar training) dalam menjalankan aktivitasnya sebagai instruktur. Dalam seminggu, dia bisa beberapa kali terbang ke Cirebon, Jawa Barat. Namun, latih terbang itu sebagian besar dilakukan di sekitar areal penerbangan yang dimiliki Alfa Flying School di Bogor.
Meski tidak mendapat bayaran sebesar pilot pesawat komersial, Tatu mengaku mendapat kepuasan saat mengetahui anak didiknya berhasil. “Ada (murid) yang sudah bar empat dan jadi kapten,” lanjut Tatu.
Pemabawaannya yang tegas dan disiplin terbawa saat mengajar. Tidak jarang Tatu menghukum para calon penerbang dengan push up atau hukuman disiplin lainnya. “Kalau hidup mereka disiplin terbang juga disiplin. Ini yang jadi tujuan saya menghukum mereka,” jelas Tatu.
Dia mencontohkan muridnya yang lupa melakukan instruksi gear down (mengeluarkan roda pesawat saat mau mendarat) bakal dihukum membuat tulisan ’Saya tidak akan lupa melakukan gear down’ sampai 200 kali. “Ini memang hanya simulasi. Tapi, dampaknya bisa fatal kalau terjadi (saat membawa pesawat) beneran,” katanya.
Terkait dengan maraknya kecelakaan pesawat yang terjadi, Tatu mengajak masyarakat melihat masalah tersebut dengan lebih jernih. Sebab, tidak semua kecelakaan yang terjadi mutlak akibat kesalahan sumber daya manusia.
“Pada saat kejadian itu terjadi, keputusan yang diambil (pilot) itu sudah yang terbaik. Masak iya ada orang (pilot) ingin bunuh diri. Tapi, jika kemudian setelah diteliti ada pilihan yang lebih baik lagi, itu masalah yang lain lagi,” katanya. (el)
Ada perasaaan aneh yang dialami oleh seseorang setelah merasakan terbang. Bahkan ketika tidak bisa terbang, ada perasaan berdesir setiap kali melihat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor