Dua Jam, Safirah Dioperasi

Balita dengan Puluhan Paku di Tubuhnya

Dua Jam, Safirah Dioperasi
Dua Jam, Safirah Dioperasi
Sarifah Hamsiah, ibunda Safirah,  ketika melihat betapa banyak yang mendoakan kesembuhan anaknya terlihat begitu terharu. Ketegaran yang selama ini dipertontonkan di depan oarng-orang di sekitarnya luluh saat itu juga. Untuk kali pertama, sejak kejadian Safirah terkuak di media, ia meneteskan air mata. Dirinya tidak pernah menyangka, di tengah kesendirianya merawat Safirah, ada banyak orang yang masih perduli pada nasibnya dan Safirah.

Hamsiah berharap, doa dan perawatan medis rumah sakit serta semua yang berdoa untuk Safirah, anak semata wayangnya kembali sehat dan tidak ada kejadian aneh lagi. Meski tidak tahu apa yang menimpa putrinya, ia tetap manaruh harapan agar kejadian yang sama tidak terulang lagi.

“Cukup satu kali ini saja, semoga selanjutnya tidak ada kejadian aneh lagi. Meskipun pengobatan Safirah ini gratis namun tetap saja saya orang tidak punya. Pekerjaan pun tidak ada. Semenjak masih kanak-kanak saya hanya menggantungkan hidup pada  ayah saya yang pedagang obat keliling di pasar,” tuturnya sembari menyeka air matanya.

Inilah alasan mengapa Hamsiah memilih tidak menghubungi ayahnya (kakek Safirah) di Kabupaten Soppeng. Ia tidak mau menambah beban ayahnya yang pastinya akan meninggalkan usahanya dan ke Parepare menjenguk cucunya.

PAREPARE--Di balik penyakit yang menderanya, Safirah boleh berbahagia. Pasalnya, banyak yang perduli padanya. Pasca operasi pengangkatan paku dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News