Dua Kali Getarkan Gedung, Bilateral Meeting Jalan Terus

Dua Kali Getarkan Gedung, Bilateral Meeting Jalan Terus
Menko Hatta Rajasa dan Deputi PM Irak Hussein, menyaksikan penandatangan MoU bidang energi, antara Wamen ESDM RI dan Wamen Energi Irak, di Bagdad. Foto: Don Kardono
Saya sempat mikir, mobil yang saya tumpangi ini memang anti peluru, Tidak tembus ditembak. Tapi kan tidak tembus bom? Kalau kena bom, rasanya berantakan juga ini mobil? “Saya sudah pesan, pokoknya balik dari Guest House, saya milih naik mobilnya Pak Dubes, yang warna putih. Karena Menlu Prancis delapan bulan yang lalu mobilnya kena bom yang ditempatkan di knalpotnya, dan tetap selamat,” aku Karen Agustiawan, Dirut Pertamina yang ikut bersama rombongan di Land Cruiser lain yang juga anti peluru.

Apa yang terjadi dengan empat bom itu? Ledakannya cukup nendang! Syaiful Anwar, staf KBRI menyebut, kaca-kaca di KBRI pecah berantakan. Ini kali pertama, sejak bom terakhir bulan Maret 2012 lalu menghajar Bagdad. Kala itu, tidak sampai pecah-pecah. “Kali ini, ledakan bomnya lebih keras, lebih merusak, dan makin mendekati Green Zone,” jelasnya.

Zona hijau atau Green Zone sendiri, sebenarnya sudah sangat luas, hampir sepertiga luasan Kota Bagdad. Kawasan ini dijaga superketat oleh tentara dengan kekuatan penuh dan peralatan yang canggih. Di area ini pula, kantor Kedutaan Amerika dan negara-negara Eropa berada. Jadi memang tidak sembarangan. Zona ini jadi sepi, karena penjagaan sangat berlebihan. KBRI itu berada di luar zona hijau ini, tetapi masih dekat dengan radius pengamanan.

Tepat dua jam dari Bagdad, kami akhirnya selamat bisa mendarat di Dubai, Uni Emirat Arab. Rombongan yang diantaranya termasuk Susilo Siswoutomo, Wamen ESDM, Edy Hermantoro, Dirjen Migas, M Afdhal Bahaudin, Director of Planning Pertamina, Chrisna Damayanto Director of Processing Pertamina, bisa tidur nyenyak, di atas pesawat berkapasitas 50 seats itu. Dan mereka baru terbangun ketika roda-roda jet itu menyentuh landasan bandara internasional Dubai.

Paling enak itu adalah “nggak tahu”, “nggak dengar” dan “nggak ngeri.” Karena, ketidaktahuan itu membuat kita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News