Dua Tahun di Penjara Iran, Nazanin Berhenti Percaya Doa
jpnn.com, TEHRAN - Saat mendengar pengadilan mengabulkan permohonan cutinya, Nazanin Zaghari-Ratcliffe bersorak gembira. Tapi, tiga hari terlalu cepat berlalu. Rindunya pada sang putri, Gabriella, belum tuntas. Sayang, upayanya memperpanjang cuti dari penjara gagal meski nyaris berhasil.
''Saya tidak tahan melihat air matanya," cuit Nazanin tentang Gabriella lewat akun Twitter @FreeNazanin sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Minggu (26/8) perempuan 40 tahun itu terpaksa berpisah dengan Gabriella. Dia kembali ke Penjara Evin dan Gabriella kembali ke rumah orang tuanya. Sama-sama di Teheran, tapi beda lokasi. Selama sekitar dua tahun terakhir, di penjara itulah Nazanin menghabiskan waktunya.
Bagi istri Richard Ratcliffe itu, tidak ada pemandangan yang lebih buruk dari wajah menangis putrinya. Maka, saat perpisahan tiba, dia memilih untuk tidak mengucapkan selamat tinggal pada buah hatinya.
Kendati demikian, bocah 4 tahun itu seakan tahu bahwa ibunya akan meninggalkannya lagi. Minggu itu, dia terus memeluk sang ibu erat-erat. "Saya tak bisa melupakan wajahnya,'' ungkap Nazanin.
Hari itu, dia menguatkan hati untuk melangkah ke luar rumah. Diantar sang ayah, staf Thomson Reuters Foundation itu kembali ke penjara. Dia sengaja memilih untuk kembali ke penjara dengan sukarela.
Bukan karena dia mau, tapi demi menghindari penjemputan paksa. Juga, kemungkinan perlakuan kasar petugas. Dia tak mau diseret di depan putrinya.
Nazanin menginjakkan kaki di Iran pada 17 Maret 2016. Saat itu, Gabriella masih berusia 22 bulan. Tujuan Nazanin kala itu adalah memperkenalkan putri semata wayangnya tersebut kepada keluarga. Juga, untuk merayakan Nowruz alias Tahun Baru Iran. Suaminya, Richard Ratcliffe, tidak ikut. Dia tetap di Inggris.
Saat mendengar pengadilan mengabulkan permohonan cutinya, Nazanin Zaghari-Ratcliffe bersorak gembira. Tapi, tiga hari terlalu cepat berlalu
- KontraS: Periode Kedua Jokowi Diwarnai Peristiwa Pelanggaran HAM
- Petrus Menilai Kasus Penculikan Tidak Akan Pernah Terselesaikan di Rezim Jokowi
- Mahasiswa Banten Sebut Tabloid Achtung Berisi Data dan Fakta, Publik Perlu Tahu
- Bahtsul Masail LPL dan FBKM Bahas Hukum Memilih Pelanggar HAM jadi Pemimpin
- Gerbang Dorong Penyelesaian Kasus Kekerasan Demi Pemilu 2024 Berjalan Aman dan Damai
- Aktivis dan Keluarga Korban Minta Rakyat Tidak Pilih Capres Pelanggar HAM