Dua Warga Bangkalan Dinilai Layak Terima Kalpataru

Dua Warga Bangkalan Dinilai Layak Terima Kalpataru
Syahril (baju orange) saat menjelaskan bagaimana kesibukannya merawat mangrove. FOTO : JPNN

Pada bagian lain, Karliansyah juga memuji kebijakan warga pengelola TPM Labuhan yang melarang pelajar  berkunjung pada jam sekolah kecuali ada surat tugas dari sekolah atau diantar guru. Karliansyah juga sepakat dengan kebijakan warga yang hanya membuka TPM Labuhan hingga pukul 17.00.

“Karena namanya Taman Pendidikan Mangrove, saya sangat sepakat jika aspek pendidikan menjadi prioritas utama. Larangan pelajar berjunjung pada jam sekolah sangat tepat. Demikian juga dengan keputusan jam operasional hingga pukul 17.00,” katanya.

Sementara dalam kunjungan di HIPPAM Sumber Barokah di Desa Bandang Daja, Kecamatan Tanjungbumi, Karliansyah memberi apresiasi atas keberhasilan kelompok itu memasok kebutuhan air bersih untuk 400 KK.

“Banyak yang mencoba memenuhi kebutuhan air bersih secara berkelompok. Tapi biasanya hanya untuk 10 KK. Ini untuk 400 KK. Kalau satu KK ada 5 jiwa, maka ada 2.000 jiwa yang kebutuhan air bersihnya terpenuhi. Ini luar biasa,” tegasnya.

Menurut Karliansyah, apa yang dilakukan  Muhammad Tumar dan warga pengurus HIPPAM Sumber Barokah dan M Syaril  dan warga pengelolan  TPM Labuhan layak mendapat apresiasi pemerintah.

“Pertamina dalam hal ini PHE WMO tahun lalu sudah mendapat apresiasi dari pemerintah berupa Proper Emas. Kini selain PHE WMO, saya usulkan juga agar tokoh lokal seperti Pak Syahril dan Pak Tumar juga juga layak mendapat apresiasi dari pemerintah. Mereka layak diusulkan menjadi penerima Penghargaan Kalpataru,” pungkasnya. (JPNN/pda)


Karliansyah menilai, Syahril yang tahun lalu dinobatkan menjadi Lokal Hero oleh Pertamina mempunyai kontribusi sangat besar dalam memulihkan ekosistem


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News