Dubes Rosan Bangga, Mahasiswa Tunarungu Raih Gelar Master Bahasa Isyarat di Gallaudet

Dubes Rosan Bangga, Mahasiswa Tunarungu Raih Gelar Master Bahasa Isyarat di Gallaudet
Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Perkasa Roeslani dan Ibu Ayu Rosan memberikan selamat kepada Phieter Angdika usai wisuda Program Studi S2, Pendidikan Bahasa Isyarat (Master of Sign Language Education/MASLED) Universitas Gallaudet di Washington DC, Amerika Serikat. Foto: dok KBRI

jpnn.com, WASHINGTON - Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan salah seorang mahasiswa tunarungu asal Indonesia, Phieter Angdika yang menyelesaikan Program Studi S2, Pendidikan Bahasa Isyarat (Master of Sign Language Education/MASLED) pada Universitas Gallaudet di Washington DC, Amerika Serikat.

Universitas Gallaudet adalah satu-satunya perguruan tinggi swasta terkemuka di dunia yang fokus mengedukasi mahasiswa tunarungu dan tunawicara. Kampus ini telah berdiri sejak 1864.

“Saya sangat senang, bahagia, dan terharu atas pencapaian Piether. Prestasinya membanggakan. Piether menjadi orang Indonesia pertama yang menyelesaikan program S2 di Universitas Gallaudet,” kata Dubes Rosan melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (15/5).

Dubes Rosan berkomitmen untuk membantu Phietear melanjutkan pendidikannya di jenjang strata 3 bidang linguistik di Universitas Gallaudet, pada musim gugur tahun ini.

Phieter adalah salah satu dari dua mahasiswa penerima beasiswa World Deaf Leadership (WDL) tahun 2021, yang disponsori Nippon Foundation (Jepang) bekerja sama dengan Universitas Gallaudet.

Untuk mendapatkan beasiswa, Phieter harus bersaing dengan 425 peserta lainnya dari seluruh dunia.

“Setelah menyelesaikan pendidikannya, saya berharap Phieter dapat membantu mengembangkan keahliannya untuk para penyandang disabilitastuna rungu di Indonesia,” kata Dubes Rosan.

Dia berharap Indonesia akan memiliki perguruan tinggi khusus untuk penyandang disabilitas seperti Gallaudet University.

Dubes Rosan berharap Indonesia akan memiliki perguruan tinggi khusus untuk penyandang disabilitas seperti Gallaudet University.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News