Dugaan Kebocoran DPT Pemilu 2024 Membahayakan, Server KPU Perlu Diaudit Forensik

Dugaan Kebocoran DPT Pemilu 2024 Membahayakan, Server KPU Perlu Diaudit Forensik
Peretas dengan nama anonim Jimbo mengklaim meretas situs kpu.go.id dan mendapatkan data pemilih dari situs tersebut. ANTARA/HO-CISSReC

jpnn.com, SEMARANG - Pakar keamanan siber Pratama Persadha menilai sistem keamanan dan server Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI perlu diaudit menyusul dugaan kebocoran 204 juta data daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 akibat peretasan.

"Masih perlu audit dan forensik terhadap sistem dan server KPU ini guna memastikan titik serangan peretas untuk mendapatkan data pemilih yang diklaim berasal dari website KPU tersebut," kata Pratama kepada ANTARA di Semarang, Selasa malam (28/11).

Dia menilai jika peretas Jimbo benar-benar berhasil mendapatkan kredensial dengan role admin, hal tersebut sangat berbahaya pada Pemilu 2024.

Sebab, bisa saja akun dengan role admin tersebut dipakai untuk mengubah hasil rekapitulasi penghitungan suara.

"Ini tentunya akan mencederai pesta demokrasi, bahkan bisa menimbulkan kericuhan pada skala nasional," ujar Pratama yang juga Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC.

Pratama menyebut hingga kini belum ada tanggapan resmi dari KPU RI terkait dengan kebocoran data pemilih di forum BreachForums.

Sambil melakukan investigasi, dia menyebut ada baiknya tim IT KPU melakukan perubahan username dan password dari seluruh akun yang memiliki akses ke sistem KPU tersebut.

Hal itu perlu dilakukan guna mencegah user yang semula didapatkan oleh peretas supaya tidak dapat dipergunakan kembali.

Pakar keamanan siber Pratama Persadha menilai dugaan kebocoran 204 juta DPT Pemilu 2024 berbahaya bagi rekapitulasi suara. Server KPU perlu diaudit forensik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News