Duh...Program Kantong Plastik Berbayar Sudah Ngadat
Dengan adanya program plastik berbayar, konsumsi plastik bisa jadi menurun. Sehingga mempengarui produksi industri kantong plastik.
Iman mengatakan mengatasi masalah sampah plastik tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah.
Pihak-pihak terkait seperti industri plastik, perusahaan ritel, dan mayarakat harus satu suara menekan konsumsi kantong plastik.
Dia menegaskan penanganan masalah sampah harus berjalan berkesinambungan mulai dari hulu sampai hilir.
Iman mengakui di hilir, yakni di tempat pengelolaan sampah, juga ada masalah. Di sejumlah tempat warga menolak keberadaan tempat pengeloaan sampah.
Manager Kampanye Urban dan Energi Walhi Dwi Sawung mengatakan, kebijakan kantong plastik berbayar selama ini memang bersifat uji coba dan sukarela.
Sehingga wajar jika ada penolakan-penolakan. ’’Tetapi penolakan dari masyarakat atau konsumen sebenarnya tidak besar,’’ jelasnya.
Bahkan ada masyarakat yang ingin harga kantong kresek dinaikkan sekalian jadi Rp 500 per kantong.
JPNN.com – Program kantong plastik berbayar yang digaungkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah berhenti.
- Tim FH Universitas Trisakti Ikuti Kompetisi Peradilan LH Tingkat Dunia, Begini Harapan Menteri Siti
- KLHK Gelar Panggung Kolaborasi Rimbawan, Begini Pesan Menteri Siti
- Omzet Bank Sampah Capai Rp 2,8 Miliar per Bulan, Rekrut Ratusan Ribu Pekerja
- Protelindo Group Dukung Upaya Konservasi KLHK dalam Pelestarian Macan Tutul Jawa
- Konflik Lahan di Kampar Makan Korban, Kelompok Tani RSA Tagih Janji KLHK
- Great Eastern Indonesia-Rekosistem Berkolaborasi Wujudkan Pengelolaan Sampah yang Bertanggung Jawab