Dunia Usaha Desak Penurunan Harga BBM

Harga Rasional Rp 5 Ribu Per Liter untuk Premium

Dunia Usaha Desak Penurunan Harga BBM
Sebuah ladang minyak tua di Texas masih beroperasi. Dunia usaha mendesak pemerintah menurunkan harga minyak dalam negeri menyusul semakin merosotnya harga minyak di pasaran dunia. Foto : Rights of Van Ness Feldman
JAKARTA - Kalangan dunia usaha mendesak pemerintah agar berani menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Pertimbangannya, harga minyak mentah dunia terus menunjukkan tren penurunan. Pada Jumat (24/10), harga minyak mentah jenis light di Bursa Berjangka New York untuk pengiriman Desember bertengger di USD 64,15 per barel.

Sedangkan harga minyak jenis Brent di London nangkring di USD 62,05 per barel. Sikap Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi 1,5 juta barel per hari tidak cukup kuat menahan laju penurunan harga emas hitam itu. Pemangkasan produksi OPEC mulai berlaku 1 November 2008.

Pengamat perminyakan yang juga mantan Gubernur OPEC untuk Indonesia Maizar Rahman menyatakan, pemangkasan produksi minyak oleh OPEC tidak mampu kembali mengerek harga minyak karena pelaku pasar lebih banyak mengambil asumsi nonfundamental. ”Pasar lebih terpengaruh pada faktor nonfundamental. Ini hanya permainan di pasar berjangka,” ujar Maizar, Sabtu (25/10).

Dia mengatakan, para pelaku pasar yang memegang kontrak berjangka pengiriman minyak sedang membutuhkan likuiditas. Sehingga, mereka pun beramai-ramai menjual kontraknya. Itu yang membuat harga minyak terus terkoreksi, kendati OPEC sudah berupaya memangkas produksi. Meski demikian, Maizar menegaskan, harga minyak mentah secara rasional  memang berada di level USD 60-65 per barel. ”Apa yang terjadi sejak pertengahan 2007 hingga Juni lalu saat minyak menembus USD 147 per barel hanya karena kepanikan pasar melihat krisis subprime di AS. Artinya, itu hanya permainan pasar.”

JAKARTA - Kalangan dunia usaha mendesak pemerintah agar berani menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Pertimbangannya, harga minyak mentah dunia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News