Ekonom Sarankan Garansi Pengembalian Produk di Marketplace Dikaji Ulang

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan 'garansi bebas pengembalian barang' yang diinisiasi salah satu marketplace, Shopee, dinilai merugikan pihak seller atau produsen.
Mereka semestinya lebih bijak dalam memberlakukan satu beleid alias harus win-win solutions. Tidak hanya pro kepada konsumen, melainkan berpihak juga kepada produsen selaku mitra mereka.
Pernyataan tersebut disampaikan Ekonom dari Indonesian Politic, Economy, and Policy (IPEC) Bramastyo Bontas, ketika menanggapi pro kontra 'Retur Barang di e-Commerce' yang dikeluhkan pelaku UMKM.
"Termasuk memikirkan efek dominonya. Dalam proses transaksi di marketplace, kita bukan bicara konsumen saja, ada seller (penjual) dan kurir," ujar Bram-sapaannya- ketika dihubungi JPNN.com, Kamis (4/4).
"Jadi kebijakan Shopee ini harus dikaji ulang. Tidak hanya pro-konsumen, tetapi, dilihat dari perspektif si penjual," lanjut alumnus Universitas Padjajaran tersebut.
Sebagai informasi, platform lokapasar Shopee baru-baru ini memberlakukan garansi bebas pengembalian barang. Ini memungkinkan bagi pembeli untuk me-retur produk dengan lebih mudah.
Kebijakan ini mendapat kritikan lantaran merugikan pihak penjual, yang mayoritasnya pelaku UMKM.
Pasalnya, jika pembeli merasa produknya tidak sesuai, maka penjual harus menanggung ongkos kirim.
Garansi pengembalian produk di marketplace harus dikaji ulang karena dikeluhkan pelaku UMKM.
- Ekonom Respons soal Wacana Ojol jadi Karyawan Tetap
- Tumbuh Berkelanjutan, Bank Raya Kembali Bukukan Kinerja Keuangan Positif
- Bea Cukai Dukung UMKM di Bekasi dan Makassar Tembus Pasar Ekspor Lewat Kegiatan Ini
- Resmi Meluncur, Master Bagasi Siap Jembatani Produk Lokal Tembus Pasar Global
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM