Ekonom UI: Saat yang Tepat Beralih ke Bahan Bakar Ramah Lingkungan

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Indonesia Iwa Garniwa mengungkapkan, pemerintah perlu mendorong masyarakat menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.
Namun, harganya harus terjangkau dan tidak menambah beban masyarakat.
"Penghapusan BBM ron rendah memang mendesak tetapi harus tepat momentumnya. Saat ini, di tengah tren masih terjadi penurunan harga minyak, kebijakan tersebut bisa diambil pemerintah," tutur Iwa dalam keterangan persnya, Rabu (29/7).
Agar beban masyarakat tidak berat, lanjut Iwa, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan harus diikuti dengan jaminan harga tidak berubah. Apalagi harga minyak dunia sedang turun.
"Ini secara tidak langsung masyarakat dipaksa untuk mengubah konsumsi BBM nya pada BBM ramah lingkungan,” ujar ekonom ini.
Iwa mengingatkan, dampak buruk Ron rendah selama ini diasumsikan tidak terlalu terlihat pada kendaraan dengan teknologi lama yang masih banyak di Indonesia, bahkan di Jakarta.
Namun pada lingkungan akan menambah polusi udara khususnya di perkotaan. Persoalan polusi kendaraan ini akan menjadi bom waktu di masa depan, sehingga perlu diambil kebijakan radikal.
Sementara itu, Permen LHK No. 20/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor, yang mensyaratkan standar emisi EURO4, bisa saja diterapkan. Namun tidak di semua daerah kota mengingat ada persoalan daya beli berbeda.
Ekonom menyarankan pmerintah terus mendorong masyarakat menggunakan BBM ramah lingkungan, menghapus BBM ron rendah.
- Harga BBM Pertamina Turun, Cek Daftar Lengkapnya!
- Hari Bumi 2025, Telkom Gelar Konservasi Lingkungan Secara Serentak di Indonesia
- Remaja Pembaharu Ashoka Tawarkan Solusi Kreatif Bagi Masalah Sosial dan Lingkungan
- Wujudkan Keberpihakan pada Ekosistem, Pelindo Mulai Restorasi Pesisir Tahap Dua
- Bukan 10 Persen, Pramono Bakal Terapkan Pajak BBM 5 Persen di Jakarta
- Menteri Hanif Faisol Keluarkan Aturan Pembayaran Jasa Lingkungan