Ekonom UI: Saat yang Tepat Beralih ke Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Ekonom UI: Saat yang Tepat Beralih ke Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Petugas SPBU saat melayani konsumen. Foto ilustrasi: dokumen JPNN

Ada daerah memiliki daya beli tinggi ada rendah, juga intensitas masing-masing wilayah berbeda untuk penggunaan bahan bakar. Sehingga, kalaupun diterapkan kebijakan ron tinggi, tetap diperlukan klasterisasi daerah, terutama di kota-kota besar.

“Kita tahu di Indonesia lebih dari 400 kota/kabupaten yang sangat beragam kondisi transportasinya,” ujar Iwa.

Dia mengingatkan, Indonesia memang masuk salah satu negara pengguna BBM ron rendah, di mana negara lain sudah tinggalkan. Namun, di sisi lain, BBM pun harus dipahami menjadi bagian meningkatkan taraf hidup masyarakat.

"Jika taraf hidup masyarakat makin tinggi, pendidikan makin tinggi, maka kesadaran itu akan tumbuh, menggunakan BBM ramah lingkungan. Apalagi, masyarakat Indonesia sebetulnya mudah diarahkan, asal terus diedukasi," terangnya.

Iwa menegaskan, keengganan menggunakan BBM ramah lingkungan ron tinggi, seringkali bukan karena faktor harga.

Namun karena kebiasaan dan ketidakpercayaan terhadap perbedaan BBM ramah lingkungan dengan Premium, karena itu perlu terus diedukasi manfaat dan perbedaan signifikan BBM ron tinggi. (esy/jpnn)

 

 

Ekonom menyarankan pmerintah terus mendorong masyarakat menggunakan BBM ramah lingkungan, menghapus BBM ron rendah.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News