Ekonomi Kian Sulit, Pernikahan Anak Meningkat Selama Pandemi
Meski remaja pria juga berisiko mengalami pernikahan anak, anak perempuan lebih banyak menderita dampaknya.
"Hal ini terjadi dari generasi ke generasi sehingga sudah dinormalisasi sebagai hal yang pantas, bahkan saat ada undang-undang yang melarangnya," kata Susanne Legena.
"Biasanya ada alasan-alasan budaya dan agama yang digunakan untuk menghindari aturan hukum itu."
Sebagai contoh, di Indonesia, orangtua dapat meminta pengecualian kepada pengadilan untuk mengizinkan anak mereka menikah di bawah usia minimum 19 tahun.
Sebelum 2019, usia legal bagi anak perempuan untuk menikah di Indonesia adalah 16 tahun.
Di Vietnam, usia legal untuk menikah adalah 18 tahun untuk wanita dan 20 tahun untuk pria.
Bagi Mai, pernikahannya merupakan keputusannya sendiri karena dia jatuh cinta, meskipun orangtuanya berusaha mencegahnya.
Mai memiliki tujuh saudara yang tinggal di daerah pegunungan. Ayahnya seorang petani dan ibunya baru saja meninggal karena stroke.
Dalam laporan badan amal Plan International bulan ini, disebutkan hilangnya mata pencaharian selama pandemi telah menjadikan 13 juta anak perempuan berisiko menikah muda
- Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run Siap Kembali Manjakan Para Runner
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka
- Dunia Hari Ini: Empat Warga India Tewas Tertimpa Papan Reklame