Ekonomi Masih Aman, Pelemahan Rupiah Tak Perlu Disikapi Takut Berlebihan

Ekonomi Masih Aman, Pelemahan Rupiah Tak Perlu Disikapi Takut Berlebihan
Nilai tukar (kurs) rupiah melemah. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

Menurut Piter, pelemahan nilai tukar, tidak hanya terjadi pada mata uang Indonesia, tetapi banyak negara yang mengalami, bahkan Inggris dan Australia mengalami pelemahan yang luar biasa.

“Bahkan kalau kita lihat pelemahan mereka lebih dalam, justru misal kita lihat rupiah terhadap AUD, itu kita menguat," sambungnya.

Piter menegaskan pelemahan rupiah harus dilihat secara jernih. Karena menurutnya ada keuntungan dan kerugian dalam penurunan nilai tukar. Pelaku ekonomi yang bertumpu pada sektor ekspor pasti diuntungkan dengan penguatan penguatan dolar AS.

"Ada pihak yang justru diuntungkan oleh kenaikan harga itu atau pelemahan rupiah. Untuk eksportir, pelemahan rupiah itu menguntungkan. Kalau importir pasti akan merasa berat," katanya.

Menurut dia, saat ini neraca perdagangan Indonesia justru lebih banyak ekspor. Artinya banyak pihak yang merasa diuntungkan dengan penguatan dolar AS.

"Sekarang posisi kita bagaimana? Lebih banyak impor atau ekspor? Kalau kita lihat neraca perdagangan, kita lebih banyak ekspor dari pada impor,"ujar Piter.

Meski demikian, ada pula pihak yang terdampak dari pelemahan tersebut yakni masyarakat kecil. Hal itu akibatkan harga barang impor akan terkerek naik sehingga bisa memicu kenaikan inflasi.

“Berarti kelompok masyarakat bawah yang terdampak. Kalau inflasi kan yang pasti terdampak adalah orang miskin,” pungkas Piter.(fri/jpnn)

Pengamat Pasar Uang Lukman Leong Investor mengalihkan aset ke mata uang dolar sehingga rupiah melemah diperkirakan menyentuh angka 16 ribu rupiah.


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News