Ekonomi Sirkular Dinilai Jadi Solusi Tepat Atasi Masalah Sampah Plastik

Ekonomi Sirkular Dinilai Jadi Solusi Tepat Atasi Masalah Sampah Plastik
Sampah plastik di laut. Foto Yessy Artada/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal PLSB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Rosa Vivien mengatakan pemerintah selalu berupaya dan mendukung langkah-langkah positif dalam menangani permasalahan pengelolaan sampah, khususnya plastik.

Saat ini, menurutnya, ada tiga pendekatan yang dilakukan pemerintah, yaitu pendekatan zero waste melalui perubahan perilaku, pendekatan teknologi, dan pendekatan ekonomi sirkular.

“Prinsip 3R yaitu reduce, reuse, recycle, dan ekonomi sirkular sudah menjadi kerangka kerja dalam kebijakan nasional dan strategi pengelolaan sampah di darat maupun laut,” ujar Rosa.

Berkaitan dengan pendekatan ekonomi sirkular, ada kerja sama yang saling menguntungkan.

Di mana sampah plastik mendatangkan nilai ekonomi baru sekaligus mengurangi timbunan sampah yang pada akhirnya berdampak positif pada lingkungan.

“Ini solusi yang baik dalam soal penanganan limbah plastik. Selain mengurangi pencemaran lingkungan, keberadaan industri daur ulang limbah plastik juga bisa mendatangkan nafkah bagi masyarakat pengepul. Sebuah win-win solution,” katanya.

Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) Christine Halim, sependapat jika kegiatan daur ulang limbah plastik merupakan salah satu penggerak kegiatan ekonomi berbasis sirkular.

“Beberapa jenis plastik memiliki nilai ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah plastik jenis PET yang memiliki demand yang tinggi di industri daur ulang. Penggunaan bahan ini sejalan dengan visi KLHK mengenai peta penanganan sampah melalui daur ulang dan pemanfaatan kembali dengan prinsip sirkulasi ekonomi," tutur Christine.

Model ekonomi sirkulasi, bertujuan untuk memperpanjang masa pakai sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna untuk dimanfaatkan kembali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News